Tasikmalaya, 2/8 (ANTARA) - Seorang pasien mengeluhkan adanya loket fiktif pembayaranan layanan pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Tasikmalaya, Jabar.
Salah seorang pasien, Ny Kusuma Ningrum (23) warga Padasuka, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, usai memeriksakan kesehatannya, Senin, mengatakan oknum petugas pelayanan di bagian Radiologi itu meminta pembayaran yang cukup besar untuk menebus hasil rontgen.
"Saya diminta uang Rp150 ribu untuk menebus hasil rontgen saya, tanpa ada kwitansi, saya bertanya kenapa tidak ada kwitansi," kata Kusuma.
Permintaan oknum petugas pelayanan di ruang radiologi itu, kata Kusuma, sedikit memaksa untuk segera ditebus.
Tindakan petugas pelayanan itu, membuat Kusuma kecewa karena permintaan pembayarannya tidak disertai bukti pembayaran atau kwitansi hingga curiga dan tidak mau membayar.
Namun petugas tersebut sempat menahan hasil rontgennya jika Kusuma belum melunasi pembayaran sesuai yang dimintanya, hingga petugas memberikan surat keterangan untuk segera membayar administrasi biaya pelayanan kesehatan di loket 3.
"Saat dia minta uang, saya langsung telepon suami saya, karena saya tidak bawa uang, suami saya datang, petugas langsung memberikan surat biaya yang harus di bayar dan bayarnya harus di loket 3," katanya.
Setelah mendapatkan bukti berkas yang harus dibayar, kata Kusuma, suaminya langsung menuju loket 3 untuk melakukan transaksi sekaligus mengambil bukti kwitansi pembayaran pelayanan kesehatan.
Di loket pembayaran tersebut, Ningrum menjelaskan suaminya sempat menanyakan kepada petugas loket tentang adanya oknum petugas meminta pembayaran tanpa disertai kwitansi.
"Suami saya langsung menanyakan ke petugas loket, kata petugas loket 3 itu jangan bayar disana, yang resmi tempat pembayaran itu di loket 3, tolong kasih tahu ke pasien lainnya," kata Kusuma menjelaskan kembali perkataan suaminya yang menanyakan pada petugas loket pembayaran.
Di loket 3 ternyata pembayaran layanan pemeriksaan rontgen, kata Kusuma hanya Rp104.000 disertai dengan bukti kwitansi pembayaran sedangkan permintaan oknum petugas itu tidak memberikan bukti pembayaran.
Ia berharap kejadian tersebut tidak terulang kembali kepada pasien lainnya, apalagi menimpa pasien dari keluarga kurang mampu sehingga merugikan pasein.
Selain itu, ia berharap pimpinan RSUD Tasikmalaya agar menindak tegas oknum petugas pelayanan yang merugikan para pasien serta merugikan pihak RSUD.
"Karena saya curiga pembayaran tanpa kwitansi itu nanti masuknya ke uang saku dia," katanya.*
(KR-FPM/Y003)