Bandung (ANTARA) - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Prima Mayaningtias mengemukakan bahwa sebanyak 23.000 ton sampah dihasilkan setiap hari di daerah itu dan 40 persen di antaranya belum tertangani dengan baik.
“Setiap orang berkontribusi menghasilkan sampah 0,5 kilogram per hari. Terbayang 23.000 ton sampah per hari yang dihasilkan Jabar. Apabila 40 persen dari data yang ada di kami tidak tertangani, seperti disampaikan Pak Wagub bisa menyebabkan banjir dan menimbulkan penyakit,” katanya disela-sela acara Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) Tahun 2021 Tingkat Provinsi Jabar, di Gedung Sate Bandung, Rabu.
Untuk menangani persoalan tersebut, kata dia, Pemerintah Provinsi Jabar intensisf menggalakkan program bank sampah. Tujuannya, untuk mewujudkan rencana pengurangan sampah di masyarakat sebesar 30 persen.
“HPSN ini seiring dengan ada rencana 30 persen pengurangan adalah bagaimana partisipasi masyarakat yang cukup tinggi untuk memilah, mengurangi, dan mendaur ulang sampah,” tambahnya.
Prima mengatakan pihaknya akan mengembangkan tujuh bank sampah induk yang membawahi sekitar 1.616 unit bank sampah yang tersebar di Jabar pada 2021. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan sampah bernilai ekonomi pada masyarakat.
“Tahun 2021 ini, tujuh bank sampah induk kita ingin lakukan pengembangan. Bagaimana sebenarnya mata rantai atau pola dari penanganan sampah rumah tangga. Diambil bank sampah unit, masuk ke bank sampah induk, masuk ke industri plastik dan menghasilkan uang lagi untuk masyarakat. Itu ekonomi sirkular yang ingin kita galakkan dengan adanya bank sampah,” kata Prima Mayaningtias.
Sementara itu Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum mengatakan pemerintah provinsi berkomitmen memperkuat fungsi bank sampah karena sampah jika dikelola dengan baik akan membawa manfaat ekonomi.
"Namun, jika tidak dikeola dengan baik, maka akan menimbulkan banyak persoalan, seperti bencana banjir dan mengancam kesehatan masyarakat," katanya saat membuka peringatan HPSN Tahun 2021 itu.
Kang Uu, panggilan karib Wagub Jabar menambahkan masalah sampah ini semakin hari semakin banyak, meningkat dan kian kompleks.
“Tapi, ini semua bisa dijadikan hal positif, bisa pula dijadikan hal negatif. Kalau kita bisa mengelola sampah-sampah dengan baik, ini bisa mendatangkan untung, bisa mendapatkan uang,” katanya.
Menurut Kang Uu, HPSN tahun ini menjadi momentum meningkatkan kesadaran masyarakat untuk turut mengatasi persoalan sampah. Pengelolaan melalui bank sampah dapat berperan dalam penanganan sampah rumah tangga.
“Di salah satu desa di Kabupaten Cirebon sampai kekurangan sampah karena dikelola dengan baik. Semoga ini bisa ditiru masyarakat lain di seluruh Jabar,” katanya.
Selain itu, Kang Uu mendorong pelaku industri dan pengusaha turut berkontribusi dalam penanganan sampah di Jabar melalui dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
Dengan keterlibatan banyak pihak, penanganan sampah di Jabar akan berjalan lebih optimal. Semua pihak, mulai dari pelaku industri, pengusaha, sampai masyarakat, harus sama-sama peduli akan masalah sampah.
“Kepedulian terhadap sampah jangan hanya diserahkan dan dibebankan kepada pemerintah, tetapi seluruh lapisan masyarakat harus peduli,” demikian Uu Ruzhanul Ulum.
Baca juga: DLH Jabar: 'Refocusing' anggaran pandemi tak hambat Program Citarum Harum
Baca juga: DLH Jabar tertibkan 500 keramba jaring apung terkait Program Citarum Harum
Baca juga: DLH Jabar masih terus tangani pencemaran DAS Citarum akibat limbah feses
DLH catat 23.000 ton sampah dihasilkan setiap hari di Jabar
Rabu, 10 Maret 2021 14:43 WIB