Bogor (ANTARA) - Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengingatkan warga Kota Bogor untuk mewaspadai adanya kemungkinan bencana di Kota Bogor dalam beberapa hari ke depan, karena Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan puncak musim hujan sampai awal Maret 2021.
"BMKG memprakirakan masih akan turun hujan dengan intensitas tinggi di Jabodetabek, termasuk Kota Bogor, sampai awal Maret. Warga Kota Bogor harus mewaspadai adanya kemungkinan bencana," kata Dedie A Rachim, di Kota Bogor, Senin.
Menurut Dedie A Rachim, potensi bencana yang sering terjadi di Kota Bogor adalah tanah longsor, pergeseran tanah, dan pohon tumbang. "Warga yang tinggal di bantaran sungai juga harus mewaspadai kemungkinan luapan air sungai," katanya.
Pemerintah Kota Bogor, kata dia, terus melakukan upaya mitigasi bencana untuk memetakan lokasi potensi rawan bencana di Kota Bogor, sekaligus antisipasi penanganannya. "Mitigasi itu adalah upaya mengurangi risiko," katanya.
Menurut Dedie, BMGK telah mengumumkan prakiraan cuaca, sedangkan BPBD mengumumkan peringatan dini sekaligus memberikan edukasi kepada warga untuk mengantisipasi kemungkinan bencana.
Sebelumnya, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, saat menyampaikan keterangan kepada pers secara virtual, Sabtu (20/2), mengatakan, sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Jabodetabek, masih dalam puncak musim hujan sampai awal Maret 2021.
BMKG juga memprakirakan, akan turun hujan dengan intensitas tinggi di Jabobadetabek pada, 23-24 Februari 2021.
"Pada puncak musim hujan ini, masih berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi, sampai awal Maret," katanya.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor mendata dan menangani belasan bencana di Kota Bogor, terutama tanah longsor.
Baca juga: BPBD Kota Bogor tangani sembilan bencana dalam dua hari
Baca juga: Ancaman bencana di Bogor diprediksi hingga April
Baca juga: BIG: Permukiman di Kabupaten Bogor perlu tata ulang antisipasi potensi bencana