Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mencatat pada Selasa, (16/2) pasien probable yang meninggal dunia bertambah enam orang saat menjalani perawatan intensif di ruang isolasi khusus rumah sakit rujukan.
"Enam pasien tersebut berasal dari Kecamatan Cisaat, Kebonpedes, Kadudampit, Sukalarang dan Curugkembar," kata Humas Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Sukabumi Eneng Yulia di Sukabumi, Selasa.
Dari enam pasien probable COVID-19 yang meninggal dunia tersebut salah satunya merupakan anak perempuan berusia sembilan tahun dengan gejala suspek COVID-19, syok Hemoragic, Sirhep dan Anemia.
Sementara lima pasien lainnya yakni perempuan asal Kecamatan Cisaat berusia 70 tahun meninggal karena Pneumonia, perempuan (55) asal Kecamatan Kebonpedes, laki-laki (49) asal Kecamatan Cisaat, pria (54) asal Kecamatan Sukalarang dan pria (62) asal Kecamatan Curugkembar adapun penyebab kematiannya adalah Pneumonia.
Dengan bertambahnya enam pasien probable yang meninggal dunia tersebut, sampai saat ini sudah 110 pasien probable yang meninggal dunia. Dalam pengurusan jenazah hingga pemakaman dengan menggunakan protokol COVID-19.
"Seluruh pasien tersebut belum bisa dinyatakan terkonfirmasi positif COVID-19, tetapi sudah menjalani pemeriksaan uji usap (swab) PCR, hanya saja hasilnya belum keluar. Dalam penanganan pasien probable ini sama seperti menangani pasien COVID-19 karena gejalanya mirip tertular virus mematikan tersebut," ujarnya.
Eneng mengatakan tidak hanya kasus pasien probable meninggal yang bertambah, tetapi pada Selasa ini, ada satu pasien positif COVID-19 yang meninggal dunia yakni perempuan berusia 56 enam asal Kecamatan Cisaat. Pasien ini selain terkonfirmasi positif COVID-19 juga memiliki komorbid pneumonia.
Hingga saat ini kasus COVID-19 di Kabupaten Sukabumi mencapai 3.427 jiwa. Dari jumlah tersebut 3.156 pasien sudah dinyatakan sembuh, 198 pasien masih menjalani isolasi dan 73 pasien meninggal dunia.*
Baca juga: Klaim Wali Kota Bandung, Kelurahan Kebon Jayanti tanpa COVID-19 berbeda dengan data
Baca juga: IDI mengungkapkan hubungan perilaku merokok dan COVID-19