Bandung, 2/6 (ANTARA) - Institut Teknologi Bandung (ITB) setiap tahunnya mengeluarkan ratusan atau sekitar lima hingga 10 persen mahasiswa baru karena dinyatakan tidak lulus masa Transisi Pola Belajar (TPB).
"Setiap tahun ajaran baru, ITB menerima sekitar 3.000 mahasiswa baru. Dari 3.000 mahasiswa baru tersebut, lima sampai 10 persennya dikeluarkan karena tidak lulus TPB," kata Rektor ITB, Prof. Akhmaloka di Gedung Rektorat ITB, Rabu.
Ia menjelaskan, setiap mahasiswa baru di ITB wajib mengikuti masa TPB yang diselenggaran selama dua tahun.
"TPB adalah sejenis program ekstrakulikuler yang diselenggarakan oleh ITB selama dua tahun. TPB ini mengajarkan mahasiswa baru bagaimana cara beradaptasi dan mengantisipasi perubahan pola belajar dari SMA ke kuliah," ujar Ahkmaloka.
Menurut dia, mahasiswa ITB yang tidak lulus TPB ialah mereka yang dinyatakan gagal bersosialisasi dan beradaptasi serta bersosialisasi dengan lingkungan baru di kampus ITB.
"ITB bukanlah kampus yang hanya fokus kepada pengembangan akademik saja, tapi pengembangan kepribadian atau 'soft skill' pun kami perhatikan. Oleh karenanya, supaya unsur IQ, EQ dan SQ seimbang dibuatkan program TPB," katanya.
Pihaknya juga mengakui bahwa salah satu kendala yang dihadapi mahasiswa ITB ialah tentang pengembangan kepribadiaan.
Ia mencontohkan, salah satu masalah soft skill yang dihadapi oleh mahasiswa ITB ialah kasus mahasiswa Program Studi Kimia ITB Semester VII bernama Dzulfikriansyah Imadul Bilad terkait tulisan status akun Facebooknya yang berbau rasis kepada warga Papua.
***4***
Ajat S