Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan ketahanan pangan menjadi prioritas utama Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat dalam mendorong ekonomi baru pada 2021.
"Itulah mengapa saya mengajak orang kota kembali ke desa, tanah (yang ditanam) nanti disiapkan, yang penting mereka mau berwirausaha di tanah yang kami sediakan. Kalau (swasembada pangan) itu lancar, Insyaallah ekonomi kita akan terkendali," kata Kang Emil usai menghadiri "Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2020 Provinsi Jabar: Bersinergi Membangun Optimisme Pemulihan Ekonomi" di Kota Bandung, Kamis.
Jabar memiliki tujuh potensi ekonomi baru pascapandemi COVID-19, yaitu meraup peluang investasi perusahaan yang pindah dari Tiongkok, swasembada pangan, swasembada teknologi, mendorong peluang bisnis di sektor kesehatan, digital ekonomi, penerapan ekonomi berkelanjutan dan pariwisata lokal.
Terkait swasembada pangan untuk mencapai ketahanan pangan, Kang Emil menjelaskan bahwa salah satu caranya adalah dengan memaksimalkan potensi lahan di desa untuk bercocok tanam sesuai dengan kebutuhan.
Selain itu, ketahanan pangan bisa mengatasi potensi krisis pangan. Ia pun mengajak masyarakat untuk menjadikan sektor pangan sebagai ekonomi baru.
Meski secara tahunan (y-on-y) ekonomi Jabar di triwulan III-2020 mengalami kontraksi yaitu minus 4,08 persen akibat pandemi COVID-19, tetapi perekonomian Jabar mulai membaik.
Ekonomi Jabar triwulan III-2020 terhadap triwulan sebelumnya meningkat sebesar 3,37 persen (q-to-q). Hingga September 2020, realisasi investasi di Jabar juga tertinggi se-Indonesia berdasarkan lokasi, dengan nilai mencapai Rp86,3 triliun.
Kang Emil pun optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi Jabar akan semakin membaik di 2021 terutama jika didukung ketahanan pangan yang memadai.
“Insya Allah tahun depan ekonomi Jabar akan tumbuh 4 sampai 5 persen, walaupun di akhir tahun kita upayakan bisa mendekati 0 atau lebih sedikit,” ujar Kang Emil.
Kang Emil juga menjelaskan Pemda Provinsi Jabar akan menggelar West Java Agriculture and Food Summit (WJAFS), di mana dalam rangkaiannya terdapat launching program "Petani Milenial".
“(Program Petani Milenial) yaitu peminjaman lahan untuk anak-anak muda, kemudian mereka akan bertani dengan (tanaman) apa yang kami minta dan dibeli dengan harga baik,” tutur Kang Emil.
“Sehingga akan lahir budaya baru pascapandemi COVID-19 bahwa hidup yang sejahtera tidak harus di kota tapi bisa dengan tinggal di desa dengan rezeki mendunia,” tambahnya.
Baca juga: Gubernur prediksi Jawa Barat alami krisis pangan pada 2021
Baca juga: Garut canangkan gerakan ketahanan pangan keluarga
Baca juga: Pemkot Bandung dorong warga 'urban farming' antisipasi kerentanan pangan
Ketahanan pangan jadi prioritas kekuatan ekonomi baru Jawa Barat 2021
Kamis, 3 Desember 2020 21:25 WIB