"Jualan tiket secara online, pembayaran dengan uang elektronik, kita rencanakan seperti itu," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut Budi Gan Gan di Garut, Sabtu.
Ia menyebutkan program digital tourism itu tidak hanya transaksi daring saja tapi akan ada fasilitas jaringan internet di setiap destinasi wisata di Kabupaten Garut.
Selanjutnya, kata dia, ada peta wisata digital, jualan oleh-oleh di tempat wisata dengan cara daring dalam pengiriman barangnya, dan destinasi berbasis CCTV yang bisa melihat aktivitas wisatawan di kawasan objek wisata.
"Digital tourism ini menjawab kondisi dunia saat ini, oleh karena itu maka nanti di Situ Cangkuang bapak dan ibu beserta wisatawan itu tidak perlu bawa uang 'cash', cukup dengan bawa 'cashless', cukup dengan misalnya barcode dan sebagainya semuanya digital," kata Budi.
Baca juga: UMKM Garut harus ubah cara bisnis dari konvensional jadi digital
Ia mengungkapkan program itu untuk mengikuti perkembangan zaman yang saat ini sudah serba digital untuk memudahkan masyarakat dalam beraktivitas termasuk kegiatan wisata.
Teknologi itu, kata dia, tentunya harus dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat, khususnya bagi pelaku usaha wisata dalam mengembangkan potensi wisata di Garut.
"Digital tourism ini harus berbasis pada kolaborasi kepada kecerdasan buatan dengan kecerdasan manusia," kata Budi.
Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Garut Fiki Radiansyah menambahkan program digital tourism itu targetnya wisatawan luar yang selama ini sudah terbiasa dengan pembayaran memakai uang elektronik.
"Diharapkan dengan penerapan 'smart digital tourism' ini wisatawan lebih banyak lagi berkunjung ke Garut dan mereka bisa aman dan nyaman," katanya.
Baca juga: Garut kembangkan desa wisata di jalur reaktivasi kereta api