Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa diprediksi menguat tipis seiring kekhawatiran terhadap peningkatan kasus positif COVID-19 di Amerika Serikat.
Pada pukul 09.43 WIB, rupiah bergerak stagnan alias sama seperti pada posisi penutupan hari sebelumnya di posisi Rp14.650 per dolar AS.
"Kondisi dolar AS terlihat melemah terhadap nilai tukar emerging market pagi ini, karena pasar mengkhawatirkan kondisi penularan COVID-19 yang meninggi di AS yang bisa mengganggu pemulihan ekonomi AS," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa.
Ariston menuturkan, terlihat perubahan pola perilaku pasar pagi ini yang biasanya dolar AS menguat bila terjadi kekhawatiran terhadap perekonomian AS.
"Pasar juga mungkin berusaha masuk ke pasar emerging market, yang menawarkan yield lebih tinggi, terlebih dulu mengantisipasi membaiknya kondisi ekonomi nantinya setelah vaksin didistribusikan," ujar Ariston.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah bisa terbantu menguat tipis di kisaran Rp14.600 per dolar AS hingga Rp14.700 per dolar AS.
Pada Senin (26/10) lalu, rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.650 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya Rp14.660 per dolar AS.
Baca juga: Kurs rupiah Selasa pagi stagnan di posisi Rp14.650 per dolar
Baca juga: Kurs rupiah ditutup menguat tipis di tengah pelemahan mata uang Asia
Baca juga: Stimulus AS belum ada titik temu, kurs rupiah masih stagnan
Kurs rupiah diprediksi menguat tipis seiring naiknya kasus COVID-19 di AS
Selasa, 27 Oktober 2020 9:57 WIB