Yogyakarta (ANTARA) - Alat deteksi COVID-19 melalui embusan napas yang dikembangkan tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan nama GeNose memasuki tahap uji diagnostik sebelum diproduksi pada akhir 2020.
"Uji diagnostik ini targetnya tiga minggu selesai," kata Ketua Tim Peneliti GeNose Dr Kuwat Triyana usai penandatanganan nota kesepahaman kerja sama uji diagnostik GeNose C19 antara UGM dengan RS Sardjito di ruang Diklat RS Sardjito, Yogyakarta, Senin.
Alat tersebut, menurut dia, sudah mendapatkan izin dari Kemenkes RI untuk segera menjalani uji diagnostik di sembilan rumah sakit mitra, yakni RSUP Dr Sardjito, RSA UGM, RSPAU Hardjolukito, RS Bhayangkara, RSLKC Bambanglipuro, RST Soetarto, RST Dr Soedjono (Magelang), RS Bhayangkara (Jakarta), serta RS Syaiful Anwar (Malang).
Menurut dia, setiap rumah sakit mitra akan mengumpulkan 200 subjek yang masing-masing akan dilakukan pengambilan sampel sebanyak dua kali.
Ia mengatakan pada tahap awal penerapan GeNose akan difungsikan sebagai alat skrining COVID-19. Sambil dievaluasi akurasi, sensitivitas dan spesifisitasnya diharapkan dapat ditingkatkan menjadi alat diagnostik COVID-19 yang disetarakan dengan PCR atau tes usap.
Anggota tim peneliti lainnya dr Dian Kesumapramudya Nurputra mengatakan dalam uji diagnostik ini setiap pasien akan diambil sampel napas dan sampel usap nasofaring secara bersamaan.
Dian menargetkan 1.500 sampel diuji selama tiga minggu, dimana 10 persen dari sampel tersebut benar-benar merupakan pasien yang positif COVID-19.
"Kita tidak tahu sampel pasien yang diambil ini positif atau negatif supaya tidak terjadi penyimpangan pada penelitian uji diagnostik," kata dia.
Dian mengatakan pada akhir 2020 alat ini sudah bisa dipasarkan secara komersial setelah melalui proses pengujian, scaling up, serta pengembangan inovasi lanjutan.
Rektor UGM Prof Panut Mulyono mengapresiasi peran dan kontribusi RSUP Dr Sardjito dalam pelaksanaan uji diagnostik GeNose.
"Kami sangat berharap seluruh pihak mendukung pengembangan produk inovasi GeNose C19 ini agar dapat segera dimanfaatkan untuk mitigasi dan percepatan penanganan pandemi COVID-19 serta pemulihan ekonomi Indonesia," kata dia.
Baca juga: UGM kembangkan geNose untuk skrining dan diagnosis COVID-19 dalam dua menit
Baca juga: Bio Farma targetkan produksi tiga juta reagen untuk tes PCR
Baca juga: Menristek: Biofarma produksi dua juta alat tes PCR mulai September