Bengaluru (ANTARA) - Jumlah pasien COVID-19 di rumah sakit Amerika Serikat pada Rabu (21/10) mencapai 40.000 untuk pertama kalinya sejak Agustus, menurut hitungan Reuters.
Jumlah pasien rawat inap karena corona meningkat tajam ketika negara itu menyatakan lonjakan infeksi di sejumlah negara bagian di kawasan Midwest.
Rumah sakit mengalami peningkatan 36 persen pasien virus corona selama empat minggu terakhir dan rumah-rumah sakit di Midwest setiap hari mencatat jumlah tertinggi baru.
Sejauh ini pada Oktober, 16 negara bagian telah melaporkan jumlah harian tertinggi COVID-19 terkait pasien yang dirawat di rumah sakit sejak pandemi mulai muncul.
Di antara wilayah dengan laporan seperti itu adalah negara-negara bagian yang berada di Midwest, yaitu Iowa, Kansas, Missouri, Nebraska, North Dakota, South Dakota, dan Wisconsin.
Rawat inap pasien yang terserang virus corona telah membuat catatan tertinggi di setiap wilayah, kecuali di kawasan Northeast.
Rawat inap adalah metrik yang diawasi ketat karena tidak dapat diandalkan oleh banyak pengujian yang dilakukan.
Selain rawat inap mencapai 40.264 orang pada Rabu, kasus baru COVID-19 pada rata-rata tujuh hari telah meningkat 45 persen dalam empat minggu terakhir.
Angka kasus baru juga mengarah pada tingkat yang terakhir terlihat selama puncak musim panas, menurut analisis Reuters.
Pada Jumat (16/10), AS mencatat 69.478 kasus baru. Jumlah tersebut merupakan total satu hari tertinggi sejak 24 Juli dan total satu hari tertinggi kelima sejak pandemi muncul.
Gubernur Wisconsin Tony Evers mengumumkan bahwa sebuah rumah sakit lapangan di pinggiran Milwaukee telah menerima pasien COVID-19 pertama sejak dibuka pekan lalu.
"Teman-teman, tolong tetap di rumah," kata Evers. "Bantu kami melindungi masyarakat kita dari virus yang sangat menular ini dan jangan sampai membuat rumah-rumah sakit kita kewalahan."
Di New Mexico, gubernur pada Senin (19/10) memperingatkan bahwa sumber daya perawatan kesehatan negara bagian tersebut mungkin tidak cukup jika kasus virus corona terus meningkat dengan kecepatan saat ini.
Badan Kesehatan Nasional (NIH) AS telah memulai uji coba tahap akhir untuk mengevaluasi apakah terapi modulasi kekebalan dari tiga perusahaan obat dapat membantu mengurangi kebutuhan ventilator untuk pasien COVID-19 dan mempersingkat masa tinggal di rumah sakit.
Penelitian itu akan melibatkan hingga 2.100 orang dewasa yang dirawat di rumah sakit --dengan gejala COVID-19 tingkat sedang hingga parah-- di Amerika Serikat dan Amerika Latin.
Sumber: Reuters
Baca juga: Kasus positif COVID-19 di AS lewati delapan juta jiwa
Baca juga: Rekor kasus infeksi virus corona di AS lampaui 7 juta