Bangalore (ANTARA) - Kasus positif COVID-19 di Amerika Serikat naik satu juta jiwa dalam waktu kurang dari satu bulan sehingga total pasien positif pun melewati angka delapan juta jiwa, Kamis (15/10).
Bertambahnya kasus positif di AS terjadi saat cuaca di negara itu mulai dingin.
Sejak COVID-19 ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Maret 2020, setidaknya lebih dari 217.000 jiwa tewas akibat COVID-19 di AS sampai minggu ini.
Pemerintah AS pada Rabu (14/10) melaporkan 60.000 kasus positif baru, angka tertinggi sejak 14 Agustus 2020. Jumlah pasien positif di AS terus naik di tiap negara bagian, khususnya di wilayah Midwest.
Sejumlah ahli kesehatan telah lama memperingatkan suhu dingin dapat mempengaruhi penyebaran virus SARS-CoV-2, penyebab COVID-19. Walaupun demikian, para ahli tidak menjelaskan alasan di balik kenaikan itu, tetapi gejala kelelahan dan kembalinya pelajar ke sekolah dan kampus dapat mempengaruhi pertambahan tersebut.
Menurut analisis Reuters, 25 negara bagian di AS melaporkan angka pasien positif tertinggi pada bulan ini.
Seluruh negara bagian di Midwest dan wilayah utara pada empat minggu terakhir melaporkan kasus positif yang jauh lebih banyak daripada angka pada empat minggu sebelumnya. Kasus positif di Wisconsin, South Dakota, dan New Hampshire naik dua kali lipat.
Kasus harian di Midwest sempat mencapai angka tertinggi, Rabu, yaitu melewati 22.000 jiwa, sementara itu tingkat hasil tes positif di South Dakota naik 30 persen dan 20 persen di Idaho serta Wisconsin.
Sebanyak 10 negara bagian AS, Kamis, melaporkan kasus harian tertinggi. Di Wisconsin, misalnya, otoritas setempat melaporkan 4.000 pasien positif baru. "Jumlah pasien positif tinggi dan mereka terus bertambah," kata Kepala Dinas Kesehatan Wisconsin, Andrea Palm, saat jumpa pers.
"Jumlah pasien positif (di Wisconsin, red) yang dirawat di rumah sakit telah melewati angka 1.000 orang. Di beberapa wilayah, 90 persen kasur di unit perawatan intensif (ICU) telah terisi. Dalam enam minggu terakhir, rata-rata korban jiwa akibat COVID-19 naik tiga kali lipat," terang Palm.
California masih jadi negara bagian dengan kasus positif COVID-19 terbanyak di AS, diikuti oleh Texas, Florida, New York, dan Georgia. Sekitar 40 persen dari total kasus positif di AS berasal dari lima negara bagian tersebut.
Otoritas Kota New York pun menutup sekolah dan sejumlah tempat usaha di zona merah, meskipun kebijakan itu diprotes oleh kelompok religius Yahudi Ortodoks.
Sementara itu sejumlah rumah sakit di beberapa negara bagian mengaku kewalahan merawat pasien COVID-19 yang jumlahnya naik drastis.
Jumlah pasien COVID-19 yang diopname di wilayah Midwest mencapai angka tertinggi dalam waktu 10 hari berturut-turut, Rabu. Setidaknya, ada 37.000 pasien COVID-19 yang dirawat di seluruh wilayah AS -- angka tertinggi sejak 28 Agustus 2020.
Wisconsin pun membuka rumah sakit lapangan di Milwaukee untuk merawat pasien COVID-19.
Sumber: Reuters
Baca juga: Dokter Gedung Putih pastikan Trump negatif COVID-19 dan tidak menulari
Baca juga: Trump mengaku sembuh total dari COVID-19, ingin lanjutkan kampanye
Baca juga: Presiden Trump 'bebas gejala' COVID-19, kembali berkantor di Gedung Putih