Cirebon, 18/12 (ANTARA) - Melengkapi perayaan hari jadi Kota Cirebon yang bertepatan dengan tahun baru Islam tanggal 1 Muharam, Keraton Kanoman Cirebon menggelar ritual pembacaan Babad Cirebon.
Bertempat di Witana, panggung kecil di teras keraton Kanoman, pembacaan Babad Cirebon dilakukan oleh seorang Pangeran Kumisi atau seorang pejabat berpangkat satu tingkat dibawah Patih didampingi tujuh orang Panca Pitu (abdi dalem keraton yang selalu mengiringi setiap ritual. RED) dan tujuh orang penghulu Masjid Agung Kasepuhan.
Sambil diterangi empat buah lilin berukuran besar, pembacaan Babad Cirebon berlangsung hening dan khidmat. Seluruh tamu undangan dan masyarakat Cirebon yang turut menghadiri ritual tersebut dengan seksama menyimak setiap kata yang diucapkan Pangeran Kumisi.
Juru bicara Keraton Kanoman, Ratu Arimbi menuturkan, Babad Cirebon dikutip dari kitab Purwaka Caruban Nagari yang ditulis Wangsa Kerta pada tahun 1669. Kitab berbahasa Cirebon kuno ini menceritakan tentang asal-usul Kota Cirebon dan kisah pendiri Keraton Kanoman dan sedikit menyinggung keberadaan Keraton Kasepuhan, Kacirebon, dan Keprabonan.
"Babad Cirebon merupakan siklus dan mata rantai dalam simpul sejarah Cirebon yang turut membuka jalan panjang kehidupan bangsa Indonesia hingga berabad-abad kemudian," kata Ratu Arimbi.
Konon, Witana, yang dijadikan sebagai tempat dibacakannya Babad Cirebon, merupakan bangunan pertama yang dibuat oleh Pangeran Cakrabuana bersama 52 orang yang berbeda suku dan agama ketika tiba di Cirebon kemudian membabat hutan dan membangun sebuah tempat yang diberi nama Witana.
"Witana terdiri dari dua suku kata, Awit dan Ana yang artinya pertama ada," lanjut Ratu.
Pada awalnya, Witana tersebut digunakan oleh Pangeran Cakrabuana sebagai tempat pengajian dan tempat bermusyawarah. Hingga dua tahun kemudian, jumlah penghuni Cirebon bertambah menjadi 1.345 orang dan barulah kemudian dibangun, Keraton Kanoman.
Berdasarkan pantauan, dalam ritual tersebut, hadir Sultan Kanoman ke-XII Pangeran Raja Muhammad Emirudin didampingi patih dan kerabat keraton serta Walikota Cirebon dan sejumlah unsur Muspida.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, selepas acara pembacaan Babad Cirebon, kali ini Pangeran Emirudin melakukan ziarah kubur ke Makam Sunan Gunung Jati menggunakan kereta Paksinagaliman (duplikat.RED). Sekitar pukul 22.00WIB, seusai pembacaan doa penutup, pangeran Emirudin langsung menaiki kereta paksi Nagaliman yang dikawal puluhan prajurit keraton.
Dengan ditarik sejumlah abdi dalem dan dikawal prajurit keraton, Pangeran Emirudin menuju Makam Sunan Gunung Jati yang berjarak sekitar 8 Km dari Keraton Kanoman diiringi kerabat keraton dan ratusam warga Cirebon. ***5***
Mohamad Taufik
(T.PSO-059/B/M012/C/M012) 19-12-2009 04:11:52
PEMBACAAN BABAD CIREBON RITUAL TAHUNAN DI MALAM HARI JADI
Sabtu, 19 Desember 2009 11:27 WIB