Cianjur (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat memaksimalkan sosialisasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Cianjur 2020 secara tatap muka dan online dengan menggencarkan sosialisasi di media sosial untuk mendongkrak tingkat partisipasi warga datang ke TPS pada tanggal 9 Desember.
Ketua KPU Cianjur Selly Nurdinah, di Cianjur, Rabu, mengatakan pada pilkada tahun lalu, tingkat partisipasi dinilai sangat rendah karena tidak sesuai dengan target 75 persen dari daftar pemilih tetap, bahkan tren penurunan terjadi setiap pemilihan kepala daerah di wilayah tersebut.
"Tren penurunan partisipasi di Cianjur, sudah terjadi sejak tahun pertama digelar pilkada langsung tahun 2006. Bahkan tahun 2015 tingkat partisipasi menurun tajam dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 70 persen," katanya.
Pihaknya tetap optimistis dapat mencapai target maksimal partisipasi meningkat dibandingkan pada pilkada tahun sebelumnya, meskipun sosialisasi di tengah pandemi COVID-19 cukup sulit dilakukan karena sejumlah pembatasan, sehingga sosialisasi secara langsung dikurangi dan terbatas.
Tidak hanya pertemuan langsung atau tatap muka dengan calon pemilih guna mensosialisasikan Pilkada Cianjur 2020, pihaknya melakukan sosialisasi secara online melalui media sosial dan bekerjasama dengan media cetak, online dan elektronik, untuk tetap mengajak warga berpartisipasi pada tanggal 9 Desember.
"Cukup sulit di tengah pandemi untuk melakukan sosialisasi secara langsung, karena berbagai pembatasan termasuk untuk mengumpulkan warga mengingat penerapan protokol kesehatan. Namun hal tersebut tidak mengurangi langkah KPU untuk tetap berupaya meningkatkan angka partisipasi warga," katanya pula.
Ia menjelaskan, terkait sosialisasi yang tetap harus gencar dilakukan, pihaknya juga meminta pasangan calon nantinya, ikut serta mensosialisasikan terkait pencoblosan yang akan dilakukan 9 Desember guna menentukan pemimpin Cianjur lima tahun ke depan.
"Semua kalangan diharapkan dapat membantu KPU dalam mensosialisasikan Pilkada Cianjur 2020, meskipun nanti melibatkan pasangan calon, namun ada batasan yang harus dilakukan, namun terkait hari H pemilihan minimal sudah disebarluaskan ke seluruh lapisan masyarakat termasuk pasangan calon," katanya lagi.
Selly menambahkan dari tahun pertama pilkada digelar 2006, tingkat partisipasi masyarakat cukup tinggi di angka 80 persen, dan lima tahun setelahnya menurun di angka 70 persen, sedangkan Pilkada 2015 tingkat partisipasi warga terjun bebas di angka 59,5 persen.
"Harapan kami kalau tidak sama dengan target KPU Pusat, maksimal tingkat partisipasi pada pilkada tahun ini meningkat dibandingkan tahun 2015," katanya.
Baca juga: Tim Gugus Tugas COVID-19 Cianjur gelar razia masker
Baca juga: Ketentuan baru Dinkes Cianjur, pasien positif tanpa gejala isolasi di rumah