Jakarta (ANTARA) - Peneliti dari IPB University menciptakan cairan semprot atau spray antibau yang dibuat dengan bahan dasar kelapa sawit dan diberi nama Egea untuk keperluan kebutuhan hidup sehari-hari.
Peneliti IPB University Dhani Satria Wibawa dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa, menjelaskan bahwa Egea adalah inovasi berupa spray natural antibau apek yang dikembangkan peneliti di Surfactant and Bio-energy Research Center (SBRC) yaitu Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University.
Egea merupakan produk penghilang bau apek yang dikembangkan dari surfaktan nonionik dietanolamida (DEA) minyak sawit dan zat aktif zinc ricinoleate dari minyak jarak kepyar atau castor oil (Ricinus communis).
Ada delapan varian aplikasi dari produk ini yaitu untuk hijab, helm, sepatu, jaket, karpet dan sofa, pillow dan linen, pasir kucing, jok dan karpet mobil. Dalam aplikasinya, produk ini cepat kering dan tidak meninggalkan noda.
Dhani mengatakan bahwa pengembangan produk ini diawali karena adanya permintaan dari beberapa kelompok masyarakat yang menginginkan SBRC untuk mengembangkan produk penghilang bau tak sedap pada pasir kucing. Selain itu ada juga kelompok masyarakat yang menanyakan produk penyerap bau apek pada helm dan sepatu. Terakhir ada juga yang bertanya tentang produk yang mampu menyerap bau apek pada ciput hijab.
"Dari permintaan tersebut dan adanya permasalahan yang ditemukan di masyarakat seperti timbulnya bau apek pada helm, sepatu, ciput hijab, jaket, karpet dan sofa, pillow dan linen, pasir kucing, jok dan karpet mobil setelah penggunaan pada jangka waktu tertentu maka dikembangkanlah produk Egea," kata Dhani.
Dia menyebut produk ini juga dibuat untuk melatih kemampuan technopreneur para peneliti yunior di SBRC dalam menghasilkan inovasi yang produknya dapat dikomersialkan serta mempunyai peluang pasar yang luas untuk dikembangkan lebih lanjut.
Produk yang dikembangkan juga bertujuan untuk memanfaatkan fasilitas yang ada di SBRC IPB University.
Ia menambahkan, produk Egea diformulasi dari bahan-bahan alami dan ramah lingkungan. Bahan-bahan yang digunakan dalam formulasi ada yang bersifat polar dan ada yang bersifat nonpolar maka diperlukan surfaktan nonionik untuk menggabungkan semua bahan.
"Untuk itu, Egea menggunakan surfaktan dietanolamida (DEA) minyak sawit yang dikembangkan oleh SBRC," katanya.
Produk Egea mengandung bahan aktif zinc ricinoleate sebagai odour absorber. Karena jika menggunakan wewangian atau fragrance hanya mampu menyamarkan bau apek, namun tidak mampu menyerap sumber penyebab bau apek tersebut.
"Zinc ricinoleat (Zn(Ri)2), adalah produk surfaktan yang merupakan produk turunan dari ricinoleic acid (12-hydroxy-9-cis-octadecenoic acid) yang dapat disintesis dari minyak jarak kepyar atau castor oil (Ricinus communis)," katanya.
Ia mengatakan Zn (Ri)2 ini mampu mengikat molekul-molekul tersebut secara kimiawi. Zat-zat aktif berbau tidak sedap tersebut diserap dari udara sekitar. Sehingga orang-orang di sekitar tidak menghirup bau tidak sedap yang disebabkan oleh senyawa tersebut.
Kelebihan lainnya dari zinc ricinoleat ini adalah mampu membuat kompleks yang stabil dengan molekul penyebab bau apek sehingga tidak mudah dilepas ke udara," tuturnya.
Ia menjelaskan, dari hasil pengembangan produk ini akan memiliki dampak positif dan memberikan manfaat kepada masyarakat. Diantaranya yaitu tercipta lapangan kerja baru, peningkatan penyerapan tenaga kerja nasional, peningkatan pertumbuhan ekonomi, peningkatan kualitas hidup masyarakat, peningkatan jumlah entrepeuneur baru, baik sebagai marketer, produsen baru atau melalui jasa makloon dari produk inovasi.
"Produk ini merupakan produk dengan pasar yang luas karena hampir semua lapisan masyarakat memiliki permasalahan yang sama. Yaitu timbulnya bau apek pada pada hijab, helm, sepatu, jaket, karpet dan sofa, pillow dan linen, pasir kucing, jok dan karpet mobil ," katanya.
Harapannya produk Egea dapat menjadi solusi permasalahan tersebut dan tentunya dapat dikomersialkan serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada masyarakat, kata dia.
Baca juga: IPB gunakan permainan Agriventure dalam pengenalan kampus
Baca juga: IPB University dukung peningkatan kapasitas petani lewat program binaan
Baca juga: Alumni IPB University bangun 1.000 rumah bagi korban bencana
IPB ciptakan Egea spray antibau dari kelapa sawit
Selasa, 8 September 2020 13:27 WIB