Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan berbagai komponen yang menjadi sumber dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi pada 2021 yaitu antara 4,5 persen hingga 5,5 persen.
“Pemerintah sepakat penanganan pandemi COVID-19 yang menyeluruh menjadi kunci pemulihan ekonomi nasional dan mengembalikan pertumbuhan ekonomi ke jalur alamiahnya,” katanya dalam Rapat Paripurna DPR RI di Jakarta, Selasa.
Sri Mulyani memandang adanya pemulihan dari sisi permintaan domestik khususnya konsumsi dan investasi sehingga komponen ini diperkirakan kembali berfungsi sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi nasional.
Tak hanya itu, komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas tingkat inflasi juga diharapkan mampu mengembalikan tingkat kepercayaan masyarakat untuk kembali melakukan aktivitas belanja dan mobilitas secara normal.
Sementara untuk kinerja investasi (PMTB) diperkirakan akan naik tajam sejalan dengan keberlanjutan pembangunan infrastruktur serta upaya reformasi struktural yang mendorong kemudahan berusaha dan daya tarik investasi.
Selanjutnya, Sri Mulyani mengatakan untuk kinerja ekspor diperkirakan lebih baik meskipun akan sangat bergantung pada kondisi pemulihan kinerja ekonomi global.
Ekspor akan didorong melalui perluasan negara yang potensial sebagai tujuan ekspor serta diversifikasi produk ekspor, sedangkan impor diarahkan pada pemenuhan kebutuhan domestik sesuai dengan prioritas nasional.
“Impor terutama untuk bahan baku dan barang modal,” ujarnya.
Kemudian dari sisi supply, pemerintah memandang bahwa 2021 menjadi tahun pemulihan sekaligus momentum untuk reformasi struktural guna mendorong produktivitas dan daya saing industri.
Sektor industri pengolahan diharapkan kembali menjadi engine of growth dengan dukungan berbagai upaya kebijakan pemulihan dan upaya revitalisasi.
Perbaikan infrastruktur digital turut diprediksikan mampu mendorong sektor terkait ekonomi digital dan yang menggunakan teknologi tinggi seperti informasi dan komunikasi, jasa keuangan, jasa perdagangan ritel dan sektor UMKM.
“Di samping itu pemerintah tetap memprioritaskan ketahanan pangan dan ketahanan energi sebagai penopang untuk menggerakkan perekonomian nasional,” tegasnya.
Baca juga: Menkeu: Pendapatan negara hingga Juli 2020 capai Rp922,2 triliun
Baca juga: Menkeu sebut delapan daerah usulkan pinjaman PEN termasuk Jawa Barat