Cianjur (ANTARA) - SMK Taruna Bhakti di Kecamatan Karangtengah, Cianjur, Jawa Barat, telah menggelar kegiatan belajar mengajar secara tatap muka atas desakan orang tua siswa yang tidak mampu membeli kuota internet dan tidak memiliki telepon pintar untuk KBM daring.
Kepala SMK Taruna Bhakti Dadang Sunardi di Cianjur, Jumat, mengatakan pihaknya tetap menerapkan protokol kesehatan ketat terhadap siswa dan guru serta telah mendapat izin dari aparat setempat mulai dari desa hingga kecamatan, meski belum mengantongi izin dari pemkab dan Kantor Cabang Dinas Pendidikan IV Jawa Barat.
"Kami sudah berkoordinasi dengan aparat desa dan kecamatan sebelum menggelar proses belajar mengajar sejak satu pekan yang lalu. Kegiatan belajar secara tatap muka kami laksanakan atas dorongan orang tua siswa yang kesulitan membeli kuota dan tidak memiliki telepon pintar," katanya.
Ia menjelaskan berbagai pertimbangan dilakukan pihak sekolah sebelum membuka kembali sekolah tatap muka, namun tingginya desakan orang tua yang mengeluh keberatan dengan sistem belajar mengajar daring, mendesak pihak sekolah untuk membuka kembali proses belajar mengajar secara normal.
Atas desakan tersebut, pihaknya mengabulkan permintaan orang tua siswa, meski mengakui kecamatan di mana sekolah berada masih berstatus zona kuning atau rawan terjadinya penularan virus berbahaya termasuk corona.
Namun, pihak sekolah terpaksa menggelar proses belajar mengajar tatap muka karena orang tua terus mendesak.
Sebelum mengabulkan permintaan tersebut, pihak sekolah melalui orang tua siswa mengimbau siswa yang akan kembali menjalani proses belajar secara tatap muka untuk menggunakan masker dan membawa cairan pembersih tangan setiap harinya.
Bahkan, pihak sekolah juga menyediakan tempat mencuci tangan di sejumlah titik di area sekolah.
"Seiring pemberlakuan proses belajar mengajar secara langsung atau tatap muka, kami mengingatkan warga tetap menggunakan masker selama berada di sekolah dan tidak berkerumun," katanya.
Pantauan di sekolah tersebut, sebagian besar siswa yang menjalani proses belajar mengajar secara langsung, tidak menggunakan masker selama berada di lingkungan sekolah, bahkan tempat untuk mencuci tangan hanya disediakan satu unit di bagian depan sekolah, namun jumlah siswa yang masuk dalam setiap kelas dibatasi setengah dari jumlah keseluruhan.
Juru Bicara Pusat Informasi dan Kordinasi COVID-19 Cianjur, Jawa Barat, dr Yusman Faisal, mengatakan pihaknya akan segera berkoordinasi dengan provinsi terkait adanya SMK yang sudah menggelar proses belajar mengajar secara tatap muka di zona kuning di wilayah tersebut karena hingga saat ini belum ada izin resmi terlebih untuk sekolah yang berada di wilayah rawan penularan seperti Kecamatan Karangtengah.
"Kami akan segera sidak ke sekolah yang sudah menjalankan proses belajar mengajar secara tatap muka dan berkoordinasi dengan provinsi karena belum ada izin untuk sekolah yang berada di zona kuning, baru rencana untuk wilayah zona hijau, itupun belum dimulai," katanya.
Baca juga: 120 SMA/SMK di Cianjur laksanakan belajar tatap muka pertengahan Agustus
Baca juga: Di Garut ditemukan sekolah belum siap KBM tatap muka
Baca juga: Mendikbud nilai KBM tatap muka pembelajaran paling efektif