Garut (ANTARA) - Petugas verifikasi Dinas Pendidikan Jawa Barat menemukan sejumlah SMA/SMK di Kabupaten Garut belum siap melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka karena tidak tersedianya fasilitas seperti tempat cuci tangan untuk mencegah penyebaran COVID-19.
"Kalau verifikasi ini satu saja tidak terpenuhi, tidak bisa, harus semua syarat terpenuhi," kata Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Wilayah XI Garut Asep Sudarsono kepada wartawan di Garut, Jumat.
Ia menuturkan sekolah yang diverifikasi sebelumnya mengusulkan ke pemerintah dan menyatakan siap melaksanakan KBM tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan wabah COVID-19.
Namun setelah diverifikasi, kata dia, pihak sekolah hanya mengusulkan saja, sementara kesiapan di lingkungan sekolahnya belum dilaksanakan, salah satunya menyediakan tempat cuci tangan.
"Sekolah yang mengusulkan 58 SMK, 32 SMA, dan ternyata dari sekian itu sarananya belum ada, baru niatan saja, ada juga katanya sambil berjalan," katanya.
Ia mengungkapkan salah satu sekolah yang dinilai sudah siap seluruh sarana dan prasarana melaksanakan belajar tatap muka yakni SMK Negeri 1 Garut, namun sekolah itu lokasinya berada di zona merah penyebaran COVID-19.
"Kemarin ada di SMK 1 sudah terpenuhi tinggal tes gurunya, ternyata Tarogong Kaler, Tarogong Kidul itu zona merah," katanya.
Ia menyampaikan belum siapnya sekolah memiliki fasilitas protokol kesehatan dan Garut masuk zona merah maka pelaksanaan KBM secara tatap muka yang rencananya akan digelar 18 Agustus 2020 sementara ditunda.
"Kemungkinan pada mundur, tapi kita cek lebih rinci memenuhi syarat atau tidak, ya kita tunggu saja setelah memenuhi syarat," katanya.
Baca juga: Alasan KBM tatap muka di Garut batal
Baca juga: Pemkab Garut berlakukan KBM sistem jarak jauh cegah wabah corona