Bandung (ANTARA) - Direktur Utama PT Biofarma Honesti Basyir memastikan masyarakat Indonesia menjadi prioritas penyaluran vaksin setelah uji klinis selesai dan vaksin COVID-19 Sinovac itu diizinkan untuk diproduksi.
"Prioritas untuk dalam negeri dulu," kata Honesti Basyir saat ditemui di Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Universitas Padjadjaran Jalan Eyckman Kota Bandung, Selasa.
Dalam perhitungannya, nantinya ada sekitar 160 juta warga Indonesia yang diprioritaskan untuk mendapatkan vaksin. Setiap warga itu, kata dia, membutuhkan dua dosis untuk vaksinasi.
"Tahun depan itu target ada 160 juta populasi yang harus divaksin, satu orang itu dua dosis, artinya kita harus menyiapkan vaksin 320 juta dosis," kata dia.
Apabila vaksinasi untuk masyarakat Indonesia sudah terpenuhi, menurutnya, PT Bio Farma akan memikirkan untuk melakukan ekspor vaksin ke negara lain.
Sejauh ini, pihaknya masih menunggu proses uji klinis ini usai dan perizinan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang ditargetkan selesai pada Januari 2021.
Selain itu, Honesti mengatakan sejauh ini Bio Farma memiliki kapasitas produksi sebanyak 100 juta vaksin dalam satu tahun. Lalu pada Desember 2020, akan ada gedung baru yang menambah kapasitas produksi vaksin sebanyak 150 juta dosis per tahun.
"Yang lagi dilihat Presiden itu gedung baru, itu bisa menambah 150 juta dosis per tahun, akan selesai Desember. Artinya Desember ini secara kapasitas, kita sudah siap 250 juta dosis," kata Honesti.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo optimistis vaksin yang sedang dilakukan uji klinis ini dapat menangani COVID-19 di Indonesia dengan masyarakat Tanah Air sebagai prioritas.
"Kita optimis dengan segera ditemukannya vaksin ini, kita bisa kasih vaksin ke seluruh rakyat," kata Joko Widodo.
Baca juga: 19 relawan disuntik vaksin COVID-19 di RSP Unpad Bandung
Baca juga: Vaksin COVID-19 akan didaftarkan ke BPOM usai uji klinis
Baca juga: Presiden Jokowi saksikan penyuntikan vaksin COVID-19 kepada 1.620 relawan