Jakarta (ANTARA) - Google Indonesia menanggapi isu yang beredar soal praktik pengumpulan data yang dilakukan platform digital, bahwa mereka diam-diam mendengarkan omongan pengguna meski pun tidak sedang menggunakan platform digital.
"Dari Google, saya pastikan semua yang diperoleh Google berdasarkan consent atau persetujuan," kata Manajer Hubungan Pemerintahan dan Kebijakan Publik Google Indonesia Danny Ardianto dalam webinar Siberkreasi "Jejak Digital dalam Dunia Maya", Senin.
Danny menyatakan hal tersebut menjawab pertanyaan mengenai keresahan pengguna platform bahwa diam-diam penyedia layanan digital, termasuk media sosial, mendengarkan pembicaraan meski pun dilakukan secara luar jaringan.
Informasi yang beredar, termasuk juga diberitakan oleh sejumlah media asing, tidak sedikit pengguna yang mengaku mendapatkan iklan tertentu di platform digital setelah mereka membicarakan produk tertentu, misalnya sepatu merk X, meski pun mereka tidak sedang menggunakan gawai mereka.
Google menyatakan pengguna bisa mengatur aktivasi suara, atau voice, lewat pengaturan di akun Google, termasuk juga untuk produk mereka yang lain seperti Chrome, YouTube dan Assistant.
Berkaitan dengan keamanan akun, Google memberikan kontrol bagi pengguna untuk mengatur data apa saja yang dibagikan kepada Google, misalnya lokasi.
Ketika berganti perangkat atau menggunakan perangkat bersama, Danny menyarankan pengguna untuk menggunakan mode incognitor agar informasi tidak tersimpan.
Selain itu, Google beberapa waktu lalu mengumumkan mereka tidak menyimpan data yang berumur lebih dari 18 bulan.
Pengguna Google diminta untuk mengaktifkan fitur hapus otomatis untuk data-data yang disimpan di platform tersebut, pilihan periode paling singkat adalah tiga bulan.
Baca juga: Google luncurkan ponsel 5G pertama, Pixel 4a dan Pixel 5
Baca juga: Google luncurkan "Tangkas Berinternet" agar keluarga aman berinternet
Baca juga: Google batasi iklan yang dipasang teknologi ilegal