Garut (ANTARA) - Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Jawa Barat, mencatat penjualan kopi yang diproduksi petani di pegunungan Garut di masa normal baru pandemi COVID-19 mulai menggeliat pemasarannya ke sejumlah pasar lokal maupun kota besar seperti Bandung dan Jakarta.
"Saat ini pemasarannya sudah mulai bagus, karena kafe-kafe di Bandung dan Jakarta sudah mulai buka," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut Beni Yoga di Garut, Selasa.
Ia menuturkan, Dinas Pertanian Garut saat ini terus berupaya mengembangkan sektor produk kopi agar kembali bangkit karena selama pandemi COVID-19 terjadi kendala dalam pemasaran.
Dinas Pertanian, kata dia, akan bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Garut untuk mempromosikan produk kopi dari Garut agar kembali normal pemasarannya.
"Kita kan mempromosikan kembali kopi kita, karena di sisi produksi kita tidak masalah, cuma masalahnya serapan pasar," katanya.
Ia menyampaikan, dalam situasi normal penjualan kopi jenis arabika spesial ke pasaran mencapai kisaran 3 ton per bulan, kemudian saat pandemi COVID-19 anjlok sekitar menjadi 5 kuintal.
Setelah memasuki masa normal baru, kata dia, pemasaran sudah kembali meningkat meskipun belum dalam kondisi normal mencapai 3 ton kopi per bulan.
"Sekarang sudah mulai ada pemesanan, meski belum normal sediakala tetapi sudah ada peningkatan pemesanan," katanya.
Ia menambahkan, Kabupaten Garut setiap tahunnya mampu memproduksi berbagai jenis kopi sebanyak 4 ribuan ton yang selama ini mampu dipasarkan ke sejumlah pasar lokal, maupun kota besar di Indonesia, bahkan ekspor.
"Kita ke depan ada upaya untuk pengolahan kopi agar memiliki nilai jual lebih tinggi untuk petani, karena selama ini yang dijual itu bentuk cherry," katanya.
Baca juga: Hayoo Ngopi siap populerkan kopi khas Garut dengan gula aren ke berbagai kota
Baca juga: Bupati: Kopi dari Garut siap dipamerkan di Dubai
Baca juga: Garut ekspor kopi ke China dan Taiwan