Bandung (ANTARA) - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk atau Bank BJB mencatat kinerja positif di tengah kelesuan aktivitas ekonomi selama pandemi COVID-19.
Salah satu indikator pertumbuhan perusahaan ini tercermin dari naiknya angka kredit dan berdasarkan catatan perseroan, bank berkode emiten BJBR ini sanggup menorehkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 9,7 persen hingga April 2020.
Pemimpin Divisi Corporate Secretary Bank BJB, Widi Hartoto, Senin, menuturkan, pertumbuhan ini bisa diperoleh berkat terjaganya aliran kredit konsumer yang mendominasi postur kredit perseroan. Kredit konsumer yang menjadi captive market bank BJB menguasai sebesar 70 persen porsi kredit yang disalurkan perusahaan.
Baca juga: Berusia 59 tahun, Bank BJB gencar berkontribusi di tengah pandemi corona
"Pertumbuhan ini didorong oleh terjaganya kualitas penyaluran kredit konsumer. Fakta bahwa profil captive market kredit konsumer yang didominasi para aparatur sipil negara (ASN) membuat Bank BJB semakin di atas angin. Seperti diketahui, kredit berbasis penghasilan tetap merupakan salah satu kelompok yang paling kuat dan tahan terhadap ancaman krisis ekonomi selama COVID-19," kata Widi.
Walau tumbuh, kata Widi, Bank BJB tidak terlepas dari pengaruh terpaan COVID-19 dan pengaruh ini menampak pada terhambatnya arus pembayaran kredit. Rasio kredit macet atau non-performing loan (NPL) yang dicatat bank bjb sampai dengan Maret 2020 sebesar 1,65 persen.
Kendati meningkat tipis, lanjut dia, Bank BJB diprediksi dapat tetap menjaga kualitas penyaluran kredit di atas rata-rata.
Widi mengatakan berdasarkan catatan historis, catatan NPL Bank BJB selalu berada di bawah rata-rata perbankan nasional. Sejak 2017, Bank BJB juga selalu mencatatkan rasio kredit macet di bawah 1,6 persen.
Di luar kredit, bank BJB berhasil mencatatkan raihan laba bersih sebesar Rp418 miliar hingga Triwulan I Tahun 2020.
Capaian positif tersebut diikuti penambahan nilai aset yang tercatat sebesar Rp123 triliun atau tumbuh sebesar 4,5 persen year on year (y-o-y).
Baca juga: Pengamat: Merger Bank BJB-Bank Banten jangan tergesa-gesa
Selain itu, dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun perseroan bertumbuh sebesar 4 persen y-o-y menjadi sebesar Rp93,8 triliun.
Sementara itu berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diketahui bahwa pertumbuhan kredit perbankan di Jawa Barat menyentuh angka 5,48 persen y-o-y, aset bertumbuh 6,56 persen, serta DPK tumbuh 10,4 persen pada Triwulan I 2020.
Namun seiring dengan itu, profil risiko kredit perbankan di jabar juga naik menjadi 3,03 persen dari 3,09 persen pada akhir 2019. Situasi pandemi yang masih terjadi memaksa perbankan lebih jeli dan hati-hati dalam menyusun strategi agar dapat terus bertumbuh.
Untuk mengantisipasi risiko dan memaksimalkan peluang ekspansi, Bank BJB telah menyiapkan serangkaian opsi strategi ekspansi untuk digunakan dalam berbagai situasi, tak terkecuali menghadapi berbagai skenario situasi perkembangan pandemi di era new normal.
Menghadapi new normal tersebut, Bank BJB akan memanfaatkan lebih optimal layanan perbankan elektronik dan digital yang dimiliki perusahaan baik untuk nasabah personal maupun institusional.
Beberapa waktu terakhir, bank bjb memang tengah getol-getolnya melahirkan beragam inovasi digital untuk memperkuat layanan usahanya.
Dari mulai penyegaran tampilan dan layanan rumah aplikasi bjb DIGI, ekspansi kerja sama layanan E-Samsat hingga pematangan model pembayaran menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Dari segi produk, Bank BJB akan memanfaatkan ruang untuk menyokong geliat perdagangan yang diprediksi menjadi salah satu sektor ekonomi yang paling cepat rebound setelah badai dampak sosial corona mereda.
Penyaluran kredit terhadap UMKM menjadi strategi dan langkah penyaluran pembiayaan ini disertai juga dengan pendampingan untuk menjaga performa bisnis UMKM yang berpengaruh terhadap kualitas kredit.
Beriringan dengan itu, proses merger Bank BJB dengan Bank Banten juga terus dijalankan dan saat ini, kedua belah pihak tengah melakukan proses due diligence secara cermat dan prudent.
Aksi korporasi penggabungan usaha ini juga bakal membuka peluang ekspansi pasar bagi perusahaan ke depan. Pasar jasa keuangan di Provinsi Banten yang selama ini belum tergarap maksimal bisa dieksploitasi perseroan.
Para ASN di Provinsi Banten bisa Kembali memperkuat positioning bank bjb dalam penyaluran kredit konsumer yang menjadi ujung tombak perseroan.
Sektor infrastruktur juga sangat terbuka untuk digarap. bank bjb akan diuntungkan karena sudah punya ikatan dengan pemerintah. Selain itu, geliat UMKM di Banten juga potensial digarap secara lebih maksimal.
Dengan serangkaian kinerja dan potensi yang terpetakan, Pengamat Ekonomi Universitas Pasundan Acuviarta Kartabi juga memprediksi kinerja baik yang telah dicapai Bank BJB akan terjaga.
Menurut Acu, kinerja yang diperlihatkan Bank BJB sepanjang 2019 menjadi cerminannya.
Dia memandang, Bank BJB punya kecakapan yang telah teruji dalam menghadapi beragam situasi pelik, termasuk pada tahun 2019 saat ekonomi dunia dilanda kelesuan.
"Dengan situasi makroekonomi yang sangat berpengaruh kepada industri perbankan, bertahan pun sebetulnya sudah bisa dikatakan baik. Kondisi yang dicapai Bank BJB sudah jauh lebih baik. Itu sudah sesuai dengan ekspektasi. Pencapaian ini akan menjadi modal dasar bagi Bank BJB. Selain itu, Bank BJB juga sudah memiliki sejarah panjang dalam menghadapi berbagai krisis. Sampai saat ini, Bank BJB masih terus bertahan dan semakin bertumbuh," kata Acuviarta.
Baca juga: Bank Banten mungkin saja diarahkan masuk ke BJB Syariah
Bank BJB catat kinerja positif di tengah pandemi COVID-19
Senin, 15 Juni 2020 19:24 WIB