Jakarta (ANTARA) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sedang menciptakan minuman fermentasi jambu biji merah sebagai suplemen untuk meningkatkan daya tahan tubuh menghadapi virus dan kuman penyakit.
"Melalui riset ini kami manfaatkan buah jambu biji merah untuk meningkatkan kerja si imun tubuh," kata peneliti Yati Maryati dari Pusat Penelitian Kimia LIPI dalam webinar Talk to Scientists: Riset Kimia dan Fisika LIPI Antisipasi COVID-19, Jakarta, Kamis.
Pencegahan penularan COVID-19 diperlukan juga suplemen untuk meningkatkan imunitas tubuh.
Yati menuturkan melalui teknik fermentasi terjadi peningkatan aktivitas antioksidan selama waktu fermentasi dibanding jus jambu biji biasa.
Serat dan asam-asam organik yang dihasilkan dalam minuman itu seperti asam laktat, asam asetat, asam malat, glukonat, glukoronat, dan asam hyaluronic, menurut Yati, berpotensi tinggi memperkuat sistem imun, meningkatkan energi dan mendetoksi racun.
"Penelitian untuk suplemen minuman ini masih berjalan," katanya.
Saat ini pihak LIPI sedang melakukan optimasi dan proses formulasi fermentasi untuk mendapatkan kondisi proses yang optimal dalam memperoleh komponen senyawa bioaktif. Jambu biji juga mengandung polifenol, alkaloid, dan flavonoid yang tinggi.
Senyawa bioaktif tersebut diantaranya asam-asam organik seperti asam laktat, asam asetat, asam hyalurat, asam glukonat, dan asam glukoronat; asam lemak rantau pendek (SCFA); komponen bioaktif seperti mycertin, kuersetin, luteolin, kaemperol, dan hesperidin.
Jambu biji mengandung senyawa aktif yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh untuk meningkatkan imun tubuh seperti mycertin, kuersetin, luteolin, kaemperol, dan hesperidin.
Mycertin berfungsi sebagai penghambat datau inhibitor helicase SARS coronavirus. Kuersetin sebagai penghambat atau inhibitor non-competitive 3CLPro dan PLpro.
Hesperidin menghambat ikatan domain pengikat reseptor (receptor-binding domain/RBD) dari protein Spike SARS-COV-2 dengan reseptor ACE2 atau enzim pengubah angiotensin pada manusia sehingga diprediksi berpotensi dalam menghambat masuknya virus SARS-COV-2.
Luteolin sebagai inhibitor protein furin yang diduga sebagai salah satu enzim yang memecah protein S (spike) virus Corona seperti pada MERS.
Kaempferol berfungsi sebagai inhibitor non-competitive 3CLPro dan PLpro.
LIPI membuka peluang kerja sama untuk pengujian untuk uji in vitro dan in vivo untuk pengembangan suplemen tersebut, dan diharapkan bisa sampai ke uji klinis.
Baca juga: LIPI ciptakan kandidat obat herbal perkuat imunitas lawan corona
Baca juga: LIPI nyatakan vaksin COVID-19 belum akan ditemukan dalam waktu dekat