Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil bersama Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto meluncurkan Pasar Digital Jawa Barat di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat.
Menurut Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, pasar digital bertujuan untuk memperkuat perdagangan secara elektronik atau digital, terutama di tengah pandemi global COVID-19, agar ekonomi tetap berjalan.
Selain itu, Kang Emil menilai pasar tradisional yang bertransaksi dalam jaringan (online) ini bisa menjadi The New Normal kondisi/hal tidak biasa yang menjadi aturan/kebiasaan baru, khususnya bagi warga Jabar. Para pedagang pasar pun diminta untuk menyesuaikan diri dengan sistem perdagangan era 4.0 ini.
Baca juga: Gubernur Ridwan Kamil usul tes masif COVID-19 di pasar tradisional
“Memang perdagangan digital ini sudah umum terjadi, tapi masih di kelompok menengah ke atas. Pasar digital ini melatih The New Normal, pasar tradisional pun harus sudah mulai melakukan yang namanya perdagangan digital,” kata Kang Emil saat meluncurkan Pasar Digital Jawa Barat sekaligus menerima bantuan penanggulangan COVID-19 dari Kemendag Peduli.
“Karena itu (pasar digital) menjadi kebutuhan. Bagi mereka yang masih gaptek (gagap teknologi), tugas negara melatih, memfasilitasi supaya lini ekonomi dari pasar tradisional sampai mal juga memaksimalkan (konsep) digital,” tambahnya.
Kang Emil juga berujar bahwa pandemi saat ini memaksa semua pihak untuk bisa menyesuaikan diri. Dalam pasar digital pun, tetap diperlukan edukasi baik kepada penjual maupun pembeli agar perdagangan digital bisa dilakukan secara optimal.
Baca juga: Kemendag apresiasi program pasar digital Pemprov Jawa Barat
“Dengan keterpaksaan situasi (pandemi) ini, kita mengedukasi dimulai dari sisi konsumennya dan saya kira sudah diimplementasikan. Kalau kita lihat di Kota Bandung itu sudah lebih dari 10 pasar mendeklarasikan siap dan sudah melaksanakan yang namanya pasar digital,” kata Kang Emil.
“Hanya belum kita evaluasi, dari kebiasaan yang 100 persen datang fisik, dengan kebijakan itu berapa persen yang menjadi digital commerce itu. Tapi ini akan menjadi sebuah keharusan dan New Normal pasca COVID-19. Jadi, ekonomi secara angka tidak berubah, hanya perilaku sosialnya berubah,” tuturnya.
Dalam agenda ini, Kang Emil juga menjelaskan terkait ketersediaan pangan di Jabar hingga Lebaran dan beberapa bulan ke depan. Dirinya menjelaskan, ada beberapa produk yang surplus, antara lain ayam dan beras. Sementara beberapa produk yang defisit yakni gula dan telur.
Kang Emil mengatakan, kondisi ini bisa diatasi dengan memperkuat perdagangan antar provinsi, misalnya saling bertukar produk surplus dan defisit satu sama lain.
“Kami juga memastikan persediaan logistik sampai Lebaran itu aman terkendali sampai beberapa bulan ke depan. Oleh fasilitasi Kementerian Perdagangan, kita bisa melakukan supply dan demand lebih terkendali dan terpercaya,” ucap Kang Emil.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) Republik Indonesia melalui Mendag Agus Suparmanto pun terus berkomitmen mendukung upaya Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar dalam mendorong penerapan pasar digital di Jabar.
Baca juga: Pengusaha dodol di Garut manfaatkan pasar "online" di tengah COVID-19
“Hal ini (pasar digital) merupakan salah satu upaya strategis untuk membantu pedagang tetap dapat berjualan dan pembeli dapat melakukan transaksi dagang dengan mengoptimalkan belanja dari rumah melalui aplikasi digital Jawa Barat,” ujar Mendag.
Untuk memastikan ketersediaan bahan pangan pokok di Jabar, Mendag pun dalam kunjungan kerjanya kali ini akan meninjau secara langsung gudang-gudang Bulog yang ada di Jabar.
Adapun lewat Kemendag Peduli, secara simbolis Agus menyerahkan bantuan kepada kepada Pemda Provinsi Jabar yang diterima langsung oleh Kang Emil. Bantuan untuk penanggulangan COVID-19 itu yakni uang tunai sebesar Rp200 juta, APD sebanyak 2.000 buah, masker medis (5.000), hand gloves (7.000), face shield (1.000), cover shoes (400), hand sanitizer (100 botol), suplemen (1.540 dus), mie instan (100 dus), beras (1 ton), dan minyak goreng (2.000 liter).
Ada pula bantuan untuk pencegahan penyebaran COVID-19 bagi 54 pasar rakyat di Jabar, yaitu bilik antiseptik sebanyak 54 unit, wastafel cuci tangan (54 unit), tangki air 120 liter (54 unit), cairan antiseptik (54 jeriken), masker (540 dus), sarung tangan plastik (540 dus), sarung tangan lateks (162 dua), dan sabun cair (54 jeriken).
Selain itu, ada juga bantuan untuk pengelola gudang logistik yang menerapkan Sistem Resi Gudang (SRG) di Jabar, yaitu masker kain sebanyak 20 paket, wastafel portable (10 unit), sabun cuci tangan (10 paket), sprayer elektrik (20 unit), obat disinfektan (10 paket), kaca mata pelindung (20 unit), masker anti air (20 paket), dan sarung tangan karet (20 unit).
“Ini adalah bagian dari bentuk kepedulian dan kebersamaan kita dalam menghadapi COVID-19 ini,” kata Mendag.
Kang Emil mewakili warga Jabar terutama para pedagang pasar dan para konsumen pasar pun mengucapkan terima kasih atas bantuan Kemendag Peduli ini.
"Bapak Menteri (Perdagangan) begitu peduli, karena tidak banyak kementerian yang langsung memberikan dukungan secara konkrit dari sisi kebutuhan,” ujar Kang Emil.
“Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih atas inisiatif dari jajaran keluarga besar Kementerian Perdagangan. Mudah-mudahan Allah membalas kebaikannya,” kata Kang Emil.
Pemprov Jawa Barat luncurkan Pasar Digital
Jumat, 8 Mei 2020 17:12 WIB