Bandung (ANTARA) - Rektor Institut Teknologi Bandung Prof. Reini Wirahadikusumah, PhD mewisuda 34 mahasiswa Program Studi Program Profesi Insinyur ITB pada Wisuda Periode Kedua Tahun Akademik 2019/2020, yang berisi sumpah insinyur dan dilaksanakan melalui video teleconference.
Biro Humas ITB dalam siaran persnya, Rabu, menyatakan pengambilan sumpah insinyur dipandu oleh Wakil Rektor Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan ITB, Ir Muhamad Abduh MT PhD.
Direktur Pendidikan Non Reguler Institut Teknologi Bandung, Prof Dr Andri Dian Nugraha menyebut wisudawan itu terdiri atas 22 wisudawan periode April 2020 dan 12 wisudawan periode Oktober 2019.
Baca juga: ITB terima 1.470 peserta yang lolos SNMPTN 2020
Rektor ITB Prof Reini Wirahadikusumah mengatakan gelar profesi insinyur merupakan bentuk pengakuan atas capaian kompetensi para wisudawan dan dengan gelar tersebut maka mereka terikat pada kode etik profesi insinyur.
"Di Indonesia, kode etik dari profesi insinyur dirumuskan ke dalam bentuk empat kaidah dasar dan tujuh sikap, atau 'Catur Karsa, Sapta Dharma'. Satu dari ketujuh sikap insinyur profesional tersebut adalah “mengutamakan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat," kata dia.
Dia mengatakan berkaitan dengan sikap profesional tersebut, wabah COVID-19 yang kini tengah dihadapi bersama, memberikan pelajaran yang sangat berharga.
Baca juga: Kemenperin gandeng empat tim pengembang ventilator, termasuk ITB
"Wabah tersebut menyebar-luas dengan cepat karena di fase-fase awal kita tidak tahu, bagaimana perbuatan kita sehari-hari dapat menimbulkan penularan," kata dia.
Pelajaran disini adalah bahwa apa-apa yang diperbuat dapat menimbulkan risiko yang serius bagi lingkungan, tanpa disadari dan dipahami bagaimana risiko itu timbul.
"Jadi, agar bisa menjalankan sikap ‘mengutamakan keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat’, dibutuhkan kemampuan-kemampuan yang bersifat antisipatif, bukan sebatas reaktif. Seorang insinyur profesional tidak hanya mampu melakukan rancang-bangun, tetapi juga harus mampu mengantisipasi dampak dari hasil rancang-bangun tersebut terhadap keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat," kata Prof Reini.
Baca juga: Tim ITB kembangkan kabin sterilisasi untuk masker N-95
Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Dr Ir Heru Dewanto, MSc Eng IPU ASEAN Eng, dalam sambutannya menyampaikan selamat datang kepada para wisudawan program profesi insinyur ITB di dunia profesi atau dunia kerja.
Dia mengatakan, dunia profesi memiliki tantangan yang berbeda, di mana tidak bisa hanya memilih, tapi juga harus terpilih untuk dapat meningkatkan karier.
"Semakin tinggi edukasi kita semakin banyak pintu 'opportunity' yang terbuka. Semoga sertifikat insinyur yang didapat, bisa menjadi proteksi di masa sulit," katanya.
Ia menambahkan, dalam lima tahun terakhir ini, narasi pembangunan di Indonesia adalah tentang infrastruktur dan tidak ada kebanggaan yang lebih besar bagi insinyur di Indonesia selain menjadi faktor utama dalam meningkatkan infrastruktur.
Hal tersebut menjadi suatu kehormatan bagi para insinyur karena telah menjadi patriot pembangunan di semua lini.
"Para insinyur telah mendemonstrasikan, mengubah masalah menjadi solusi, membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin, dan membuat yang tidak ada menjadi ada. Namun demikian tantangan ke depan merupakan panggilan bagi insinyur untuk berkarya lebih hebat lagi," kata dia.
Baca juga: Peneliti ITB prediksi kasus COVID-19 berakhir pada pertengahan April