Bandung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Barat menjamin harga kebutuhan pokok masyarakat di pasar menjelang bulan Ramadhan 1441 Hijriah/2020 Masehi stabil, dengan stok yang dinilai aman bahkan sampai Hari Raya Idul Fitri nanti.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jabar Arifin Soedjayana di Bandung, Rabu, menyatakan pihaknya rutin mengecek stok dan harga kebutuhan pokok masyarakat di sejumlah pasar rakyat di Jabar, terutama di tengah pandemi COVID-19.
"Kalau melihat situasi di pasar, barang-barang kebutuhan pokok, dua hari menjelang Ramadan, ketersediaan stok aman. Jadi kalau orang nyari barang, ada. Kalau harga, hampir semuanya stabil. Tidak ada yang naik," kata Arifin.
Harga kebutuhan pokok masyarakat di lima pasar rakyat (Pasar Kiaracondong, Pasar Baru, Pasar Sederhana, Pasar Kosambi, dan Pasar Andir) masih stabil di tengah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Bandung Raya.
Baca juga: Dinas Pangan: Stok kebutuhan pokok di Karawang aman
Harga beras IR 64 masih Rp10.000-Rp12.000 per kilogram. Minyak goreng kemasan sederhana Rp11.000-Rp13.500 per liter. Telur ayam broiler Rp24.000-Rp26.000 per kilogram. Bawang merah Rp40.000-58.000. Daging ayam broiler Rp25.000-Rp30.000, serta stok dinilai masih banyak tersedia.
"Hanya dua yang menjadi perhatian. Gula pasir yang berada di kisaran Rp17.000-Rp18.000, dan bawang putih yang berada di kisaran Rp40.000," kata Arifin.
Arifin mengatakan, bantuan sosial (bansos) total senilai Rp500 ribu dari Pemda Provinsi Jabar menjadi salah satu faktor pendorong stabilitas harga kebutuhan pokok masyarakat di pasar rakyat. Sebab, bansos Jabar yang berupa bantuan pangan non tunai melibatkan pedagang pasar rakyat, dan dibeli dengan harga acuan.
"Ada unsur bahan sembako (dalam bansos). Dari gula, beras, minyak, dengan harga acuan. Pasti stabil dengan harga itu. Pasar dilibatkan, harga ditekan dengan harga acuan," katanya.
Baca juga: Jelang PSBB, Disdagin Bandung pastikan stok kebutuhan pokok aman
Ia juga menyebut, di tengah pandemi COVID-19 dan pemberlakuan PSBB di sejumlah wilayah Jabar membuat kunjungan masyarakat ke pasar rakyat menurun. Meski begitu, sejumlah pasar rakyat sudah memberikan layanan berbelanja daring via media sosial secara mandiri.
Maka itu, penurunan kunjungan masyarakat ke pasar rakyat tidak membuat harga dan stok kebutuhan bergejolak. Arifin memastikan, pihaknya akan ikut mendorong layanan daring perdagangan pasar rakyat, termasuk pasar ritel modern.
"Online masih dalam menggunakan media sosial, bukan online yang sifatnya aplikasi yang menjadi dua arah. Tapi, sudah menggunakan online. Sudah menggunakan media sosial. Orang tidak harus beli dengan datang. Kemudian juga bisa ada jasa pengantar juga," ucapnya.
Menurut Arifin, Kementerian Perdagangan dan DPP Asosiasi Pengurus Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) sedang mematangkan dan akan segera meluncurkan aplikasi DIPASAR (Digitalisasi Pasar Rakyat).
"Ada aplikasi yang sedang dibangun adalah aplikasi yang dua arah. Tapi, yang mengembangkan di pusat, ingin launching di Bandung dan bisa digunakan di semua pasar rakyat. Mudah-mudahan tidak terlalu lama," katanya.
Baca juga: Mendag pastikan stok beras nasional aman
Selain itu, Arifin mengimbau kepada warga Jabar untuk tidak belanja berlebihan menjelang bulan Ramadan dan Idul Fitri, terutama warga di daerah yang saat ini sedang memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti Bodebek dan Bandung Raya.
"Di tengah pandemi COVID-19, kami meminta kepada masyarakat untuk tetap mengurangi aktivitas keluar dan Mematuhi protokol kesehatan COVID-19, seperti pakai masker dan jaga jarak saat mengunjungi pasar rakyat dan pasar modern," ujarnya.
Ia mengutarakan harapannya agar masyarakat pada masa memasuki bulan Ramadan, kemudian nanti menjelang hari Idul Fitri, jangan belanja berlebihan atau sesuai keinginan, tetapi diharap untuk berbelanja sesuai kebutuhan.