Jakarta (ANTARA) - Tottenham Hotspur urung memotong gaji para karyawannya, setelah mendapat kritik tajam dari para penggemarnya sendiri.
"Kami memutuskan bahwa semua staf tidak bermain, baik ia berstatus penuh waktu, paruh waktu, atau yang dirumahkan, akan menerima gaji 100 persen untuk April dan Mei," demikian pernyataan Spurs di laman resminya yang dikutip di Jakarta, Senin (13/4).
Selanjutnya, pernyataan itu juga mengatakan bahwa hanya dewan direksi yang akan mengalami pemotongan gaji. Termasuk chairman Daniel Levy, yang mendapat gaji sebesar tujuh juta pound tahun lalu.
Baca juga: Dampak corona, Real Sociedad potong gaji pemain 20 persen
Pada akhir Maret silam, Tottenham mengumumkan bahwa mereka akan memotong gaji 550 karyawannya sebesar 20 persen akibat masalah keuangan yang dipicu pandemi COVID-19.
Langkah itu memicu kritik banyak pihak, termasuk penggemarnya sendiri. Kelompok suporter Tottenham Hotspur Supporter' Club (THST) bahkan pada Jumat silam mendesak klub untuk mengambil "tindakan yang tepat."
Keputusan tersebut disambut hangat oleh THST, yang berterima kasih kepada para petinggi klub karena telah menemukan solusi alternatif.
"Ini merupakan langkah pertama, namun merupakan langkah besar, dalam merestorasi hubungan klub dengan para penggemar," demikian pernyataan THST.
Baca juga: PSSI akan bahas pemotongan gaji di tengah pandemi Corona bersama pemain
Beberapa klub Liga Inggris lainnya, seperti Newcastle United, Bournemouth, dan Norwich City telah mengumumkan akan merumahkan sebagian stafnya akibat kesulitan keuangan terkait pandemi virus corona.
Pemuncak klasemen Liga Inggris Liverpool sempat berencana untuk merumahkan sebagian stafnya untuk sementara waktu. Tetapi setelah mendapat banyak kritik dari para penggemarnya, mereka membatalkan rencana tersebut dan meminta maaf kepada para penggemar karena telah menimbulkan kegaduhan.
Baca juga: Real Madrid potong gaji 10-20 persen untuk pemain sepak bola dan basketnya