Cianjur (ANTARA) - Pusat Informasi dan Kordinasi COVID-19 Cianjur, Jawa Barat, mencatat tingkat kepatuhan Orang Dalam Pemantauan (ODP) di wilayah tersebut untuk melakukan isolasi mandiri masih rendah.
"Belum 14 hari mereka sudah kembali ke klinik atau puskesmas untuk mengecek kesehatan atau bepergian keluar rumah untuk aktivitas lain. Kami mendapat laporan dari tenaga medis yang memantau kesehatan dari pasien ODP," kata Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Cianjur, Yusman Faisal pada wartawan, Selasa.
Ia menjelaskan, jumlah warga ODP yang tidak mematuhi larangan keluar rumah selama 14 hari lebih dari 50 persen, sehingga jumlah ODP meningkat tajam dari 144 menjadi 225 orang per hari Selasa (31/3).
"Ini akan berisiko besar terhadap penyebaran COVID-19, meskipun ODP tersebut belum terdeteksi membawa virus atau terpapar dan belum masuk PDP yang seharusnya tetap menjalankan isolasi rumah," katanya.
Baca juga: Cianjur mulai terapkan larangan kendaraan bermotor dari luar kota
ODP di Cianjur yang saat ini sudah mencapai 225 orang didominasi warga pendatang dari luar kota yang sudah masuk zona merah. Meskipun baru ODP mereka dari wilayah zona merah rentan membawa virus yang dapat menular pada warga sekitar
"Kepatuhan sangat penting untuk melindungi keluarga dan warga sekitar. Mereka yang baru pulang dari perantauan kami imbau menjalankan isolasi rumah selama 14 hari, untuk menghindari hal yang tidak diinginkan," katanya.
Baca juga: Warga masuk ke Cianjur dari zona merah/kuning masuk ODP COVID-19
Pihaknya juga mengimbau aparat desa hingga RT dapat lebih tegas dalam mengawasi pasien ODP tetap berada di dalam rumah selama masa isolasi mandiri dan tidak segan untuk memberikan teguran.
"Cianjur berpotensi mengalami lonjakan ODP dengan banyaknya pemudik dari daerah zona merah. Aparat setempat harus berani tegas karena penyebaran virus corona sulit diprediksi," katanya.
Baca juga: Pemkab Cianjur perpanjang belajar di rumah hingga 13 April