Cirebon (ANTARA) - Inovasi pressure swing adsorption yang diterapkan Stasiun Pengumpul Randegan Jatibarang Field, mampu meningkatkan produksi gas bumi dan meningkatkan pemasukan bagi negara, kata General Manajer Pertamina EP Asset 3 Wisnu Hindadari.
"Melalui inovasi ini jumlah kandungan CO2 atau karbon dioksida yang terkandung dalam gas bumi dapat diturunkan hingga di bawah lima persen mol," kata Wisnu Hindadari di Cirebon, Sabtu.
Wisnu mengatakan inovasi pressure swing adsorption yaitu penggunaan alat yang bisa menyaring antara gas bumi dan C02, sehingga dengan adanya inovasi tersebut produksi semakin meningkat.
Dia mengatakan sebelum adanya inovasi pressure swing adsorption, Pertamina EP Aset 3 khususnya Stasiun Pengumpul Randegan Jatibarang Field, pada awal tahun 2019 hanya mampu memproduksi 0,3 juta standar kaki kubik.
"Setelah diterapkan inovasi ini produksi meningkat tajam menjadi 1,2 juta standar kaki kubik," ujarnya.
Jika dinilai dengan rupiah, Stasiun Pengumpul Randegan Jatibarang Field bisa memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan negara sebesar Rp6 miliar.
Melalui inovasi itu ditargetkan penjualan gas dapat meningkat hingga 1,9 juta standar kaki kubik.
"Saat ini gas yang dihasilkan bisa dikonsumsi oleh berbagai konsumen di antaranya pabrik kapur, pabrik keramik dan pabrik genteng yang berada di Majalengka," katanya.
Selain itu inovasi tersebut juga mendapatkan penghargaan Platinum di ajang Upstream Improvement & Inovation Awards (UIIA) yakni penghargaan tertinggi di lingkungan Hulu di Pertamina.
Baca juga: Transaksi di SPBU gunakan non tunai ditargetkan mulai 2020
Baca juga: Konsumsi BBM di jalur tol saat ini naik 20 persen
Inovasi Pertamina di lapangan Jatibarang tingkatkan produksi gas bumi
Sabtu, 28 Desember 2019 18:30 WIB