Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menyampaikan permisi (kulo nuwun) ke para tokoh adat Kalimantan Timur terkait dengan perpindahan ibu kota negara ke wilayah provinsi tersebut.
"Tadi dengan para tokoh-tokoh di Kalimantan Timur saya menyampaikan permisi, ketuk pintu, tuk tuk tuk, 'kulo nuwun', bahwa setelah keputusan pemindahan ibu kota, kita ingin masuk ke Kukar (Kutai Kartanegar) dan PPU (Penajam Paser Utara)," kata Presiden Joko Widodo di pintu tol Samboja, Kutai Kartanegara, Selasa.
Pertemuan tersebut berlangsung di satu restoran di Balikpapan selama sekitar 30 menit. Presiden Jokowi bertemu dengan 30-an orang tokoh adat Kalimantan Timur.
"Para tokoh menyampaikan selamat datang dan mempersilakan kita untuk segera dimulai (membangun). Hanya tadi ada beberapa usulan pembangunan universitas, perguruan tinggi saya kira itu jadi bagian rencana kita, sehingga tidak masalah," ungkap Presiden.
Presiden Jokowi juga mengungkapkan keinginannya agar Indonesia bisa memiliki pusat inovasi, riset, dan teknologi kelas dunia seperti "Silicon Valley" di Amerika Serikat.
Rencananya, salah satu klaster di ibu kota negara baru nantinya akan ditujukan sebagai pusat inovasi tersebut.
Selain klaster untuk riset dan teknologi, di ibu kota negara baru nantinya akan dibangun klaster-klaster lainnya, yaitu klaster pemerintahan, klaster pendidikan, dan klaster kesehatan. Presiden menegaskan bahwa di ibu kota baru juga tidak akan ada klaster untuk industri atau pabrik.
"Jadi tidak ada yang namanya pindah ibu kota nanti di ibu kota ada pabriknya seperti kanan kiri Jakarta. Mungkin ada tambahan satu nanti financial center, pusat keuangan. Mungkin, itu kemarin masih kita hitung," jelasnya.
Untuk klaster pendidikan, Presiden ingin agar universitas yang ada merupakan universitas kelas dunia. Untuk membangun klaster pendidikan tersebut, ia berharap ada kerja sama dengan universitas atau perguruan tinggi lokal.
"Nanti klaster pendidikan ini kita harapkan ada sebuah kerja sama universitas, atau institut, atau perguruan tinggi di lokal yang akan kita nanti carikan partner karena memang yang ingin kita bangun di sini nanti adalah memang universitas yang kelasnya dunia dan tidak hanya satu. Mohon maaf tidak hanya satu. Bisa dua, bisa tiga, bisa empat, bisa lima," ungkapnya.
Demikian juga dengan klaster kesehatan, Presiden ingin agar nantinya dibangun rumah sakit kelas dunia. Menurutnya, kawasan ibu kota baru nantinya akan dirancang sebagai kawasan yang bersih dengan penggunaan mobil pribadi yang sedikit.
"Pertama memang di situ nanti tidak banyak mobil, tapi yang banyak adalah orang berjalan kaki. Kalau orang tidak suka berjalan kaki, yang kedua adalah orang naik sepeda. Kalau enggak mau naik sepeda, harus mau naik transportasi umum," kata Presiden.
Baca juga: Presiden Jokowi mulai kunjungan ke lokasi calon ibu kota negara
Baca juga: SBY: Demokrat hargai inisiatif Jokowi bangun ibu kota negara baru
Presiden Joko Widodo "kulo nuwun" ke tokoh adat Kaltim
Selasa, 17 Desember 2019 16:55 WIB