Cianjur (ANTARA) - Puluhan siswa SDN Jayamekar di Desa Muaracikadu, Kecamatan Sindangbarang, Cianjur, Jawa Barat, terpaksa belajar di teras karena tiga ruang kelas yang dimiliki sekolah tersebut rusak berat dan rawan ambruk.
Rusaknya tiga ruang kelas yang bagian langit-langitnya sempat ditopang beberapa buah bambu itu, sudah terjadi sejak beberapa belas tahun terakhir dan hingga saat ini, belum mendapat perhatian dari dinas terkait di Pemkab Cianjur.
Bahkan akibat gempa Banten beberapa waktu lalu, membuat kerusakan di seluruh ruang kelas yang ada bertambah parah karena sebagian besar langit-langit ambruk dan bagian kuda-kuda bangunan patah.
"Akibat gempa di Banten ruang kelas tidak layak lagi dipakai, sehingga kami berinisiatif memberikan pelajaran di teras dan berencana mendirikan tenda di halaman sekolah," kata Hasan anggota komite SDN Jayamekar saat dihubungi Selasa.
Ia menjelaskan, sejak dibangun tahun 1981 dengan dana swadaya masyarakat, sekolah yang awalnya bernama SD Inpres tersebut, belum pernah mendapatkan rehab atau pembangunan kembali dari pemerintah.
Meskipun lokasi SDN Jayamekar hanya terpisah jarak beberapa belas kilometer dari pusat Kecamatan Sindangbarang. Namun rusak beratnya bangunan sekolah tersebut belum mendapat perhatian.
"Kalau mengajukan sudah sering, namun hingga saat ini belum mendapat perhatian dari dinas terkait di Pemkab Cianjur. Sehingga siswa terpaksa belajar di luar ruangan," katanya.
Sementara Dudi Riyana (36) guru honorer di sekolah tersebut, menjelaskan, sebelum gempa Banten, dua ruang kelas masih dipaksakan untuk dipakai meskipun kondisinya sudah memprihatinkan.
"Dampak gempa Banten yang dirasakan cukup kencang di wilayah selatan, membuat kerusakan dua ruang kelas bertambah parah dan nyaris ambruk. Harapan kami pemerintah daerah segera melihat ke lokasi," katanya.
Dampak lain dari rusaknya bangunan sekolah tersebut, membuat jumlah siswa setiap tahunnya terus berkurang karena orang tuas siswa memilih menyekolahkan anaknya ke SD lain meskipun jaraknya yang lebih jauh karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan.
"Jumlah siswa terus berkurang karena orang tua memilih menyekolahkan anaknya ke sekolah lain meskipun jaraknya lebih jauh dengan alasan keselamatan anak," katanya.
Dia dan puluhan siswa di sekolah tersebut, berharap dinas terkait di Cianjur hingga pusat, dapat mewujudkan mimpi mereka untuk memiliki bangunan sekolah yang layak, agar siswa dan guru dapat tenang menjalani proses belajar mengajar.
Baca juga: Sekolah di Garut tolak Penerbit Erlangga jualan buku ke siswa
Baca juga: Mewujudkan sekolah ramah anak komitmen Pemkab Bekasi