Bandung (ANTARA) - Kepala Sub Bidang Humas Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Wening Kota Bandung, Muhamad Indra Pribadi mengimbau masyarakat untuk bijak menggunakan air dalam menjalani aktifitas sehari-hari guna mengantisipasi kekeringan.
"Memang kita sekarang sudah mulai musim kemarau, sudah terasa, ini siklus cuaca setiap tahunnya, tidak bisa hindari. Krisis air bisa terjadi kapan saja, apalagi kekeringan telah terjadi di sejumlah daerah imbas dari musim kemarau.," kata Indra di Kantor PDAM Tirta Wening, Jalan Badak Singa, Kota Bandung, Rabu.
Ia menyebutkan pihak PDAM hanyalah operator pelayanan distribusi air kepada masyarakat. Air yang didistribusikan berasal dari air baku yang diolah menjadi air bersih.
"Kalau misalnya tidak ada air baku, kita tidak bisa mengolah, dan ini yang harus dipahami oleh masyarakat bahwa PDAM itu tidak membuat air," katanya.
Selain itu, ia mengimbau kepada masyarakat pelanggan PDAM untuk memiliki penyimpanan air seperti tangki bawah tanah, maupun tangki biasa.
"Mudah-mudahan tidak terjadi (krisis air), tetapi jika terjadi, setidaknya kita sudah mempunyai persiapan persediaan air jika memiliki tangki," katanya.
Walaupun demikian, untuk menghemat air itu kembali ke perilaku pribadi masyarakat masing-masing. Selain itu juga kemarau yang mengyebabkan kekeringan, kata dia, dipicu oleh perubahan iklim yang menjadi tanggung jawab bersama.
"Jadi PDAM semaksimal mungkin kalau sudah memasuki masa kemarau, kita melakukan pengurasan intake-intake (serapan air) kita, agar bisa memaksimalkan debit yang ada," kata dia.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak kemarau tahun 219 akan terjadi pada bulan Agustus. Daerah Jawa Barat sendiri termasuk kedalam kategori awas.
Baca juga: Perbaikan PLTA Cikalong akibatkan 58 kelurahan kekurangan air
Baca juga: Warga Kiaracondong Bandung berburu air bersih ke fasilitas pom bensin karena krisis