Mencegah timbulnya kasus baru sekaligus mempercepat penanganan stunting di Kota Sukabumi, Jabar, Pemerintah Kota Sukabumi meluncurkan aplikasi Sistem Data Stunting Terintegrasi (Siapdate), Jumat.
"Aplikasi ini merupakan inovasi yang mengintegrasikan data balita, data keluarga berisiko, data ketersediaan bantuan sosial dan data geospasial balita stunting. Sehingga dengan adanya aplikasi ini dapat mempermudah Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Sukabumi dalam upaya menangani kasus stunting dan mencegah timbulnya kasus baru," kata Penjabat (Pj) Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji di Sukabumi, Jumat.
Menurut Kusmana, peluncuran aplikasi Siapdate ini merupakan langkah penting untuk memastikan terjadinya integrasi pelaksanaan intervensi penurunan prevalensi stunting di Kota Sukabumi yang saat ini angkanya berada di 19,2 persen.
Selain itu, dengan adanya aplikasi tersebut berbagai penanganan dan intervensi penyaluran bantuan dapat dilaksanakan bersama-sama antara perangkat daerah sebagai penanggung jawab layanan dengan lembaga non pemerintah maupun masyarakat.
Pihaknya optimistis, melalui inovasi ini prevalensi stunting bisa turun minimal di angka 14 persen sesuai target pemerintah di 2024. Pihaknya juga meminta seluruh perangkat daerah dan pemangku kepentingan terkait untuk berpartisipasi aktif dan menyukseskan kegiatan ini sebagai salah bentuk dukungan intervensi dalam pencegahan stunting.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
"Aplikasi ini merupakan inovasi yang mengintegrasikan data balita, data keluarga berisiko, data ketersediaan bantuan sosial dan data geospasial balita stunting. Sehingga dengan adanya aplikasi ini dapat mempermudah Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Sukabumi dalam upaya menangani kasus stunting dan mencegah timbulnya kasus baru," kata Penjabat (Pj) Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji di Sukabumi, Jumat.
Menurut Kusmana, peluncuran aplikasi Siapdate ini merupakan langkah penting untuk memastikan terjadinya integrasi pelaksanaan intervensi penurunan prevalensi stunting di Kota Sukabumi yang saat ini angkanya berada di 19,2 persen.
Selain itu, dengan adanya aplikasi tersebut berbagai penanganan dan intervensi penyaluran bantuan dapat dilaksanakan bersama-sama antara perangkat daerah sebagai penanggung jawab layanan dengan lembaga non pemerintah maupun masyarakat.
Pihaknya optimistis, melalui inovasi ini prevalensi stunting bisa turun minimal di angka 14 persen sesuai target pemerintah di 2024. Pihaknya juga meminta seluruh perangkat daerah dan pemangku kepentingan terkait untuk berpartisipasi aktif dan menyukseskan kegiatan ini sebagai salah bentuk dukungan intervensi dalam pencegahan stunting.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024