Dinas Koperasi UMKM Perdagangan dan Perindustrian (Diskoperdagin) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menyebutkan sejumlah pasar tradisional di wilayahnya sudah melakukan pengolahan sampah organik secara mandiri dengan belatung (maggot).
Kepala Diskoperdagin Cianjur Komarudin di Cianjur, Jabar, Jumat, mengatakan saat ini Cianjur sudah darurat sampah karena Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Pasirsembung akan disulap menjadi tempat wisata edukasi sedangkan TPSA baru di Kecamatan Cikalongkulon belum tuntas dibangun.
Baca juga: Kementerian PUPR ubah TPSA di Cianjur menjadi tempat wisata
"TPSA Pasirsembung usianya tinggal dua bulan ke depan, sedangkan TPSA baru di Cikalongkulon, selesai dibangun tahun depan, sehingga Cianjur akan menghadapi darurat sampah karena belum ada lokasi pembuangan baru," katanya.
Hal tersebut sempat dibahas bersama Bupati Cianjur yang meminta setiap dinas melakukan berbagai langkah untuk mengolah sampah organik secara mandiri dan memanfaatkan sampah yang ada tidak sampai menumpuk dengan melibatkan berbagai kalangan masyarakat.
Pihaknya telah mengajukan pemanfaatan sampah di beberapa pasar seperti di Ciranjang, Cibeber, Pagelaran, dan Cidaun untuk dibuatkan embung air berkoordinasi dengan Dinas PUTR Cianjur, yang mana nanti sampah sayur mayur dapat direndam di dalam embung.
"Pengolahan sampah organik dari pasar yang rata-rata sayur mayur sebelum dimasukkan ke dalam embung yang diisi air akan dicacah terlebih dahulu dan nantinya dapat menjadi pakan ikan, sedangkan lumpurnya dapat menjadi pupuk organik," katanya.
Sedangkan, di Pasar Induk Pasirhayam dan Pasar Cipanas Indah sudah melakukan pengolahan sampah organik mandiri menggunakan hewan maggot dengan sampah sayur mayur menjadi makanannya, sehingga hewan tersebut memiliki daya jual ekonomis selain mengurai sampah.
"Pola ini juga diterapkan di sejumlah pasar lainnya di Cianjur, sehingga beberapa bulan ke depan tidak ada sampah yang menumpuk di setiap pasar karena menunggu TPSA baru tuntas dibangun," katanya.
Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan pihaknya meminta semua dinas melakukan berbagai upaya untuk mencegah terjadinya darurat sampah dengan memanfaatkan pengolahan sampah bersama masyarakat menjadi pupuk organik sampai TPSA baru dapat digunakan.
Ia meminta warga untuk memilah dan mengolah sampah mandiri di lingkungannya masing-masing, sehingga tidak ada penumpukan sampah selama proses pembangunan TPSA baru tuntas dilakukan.
"Kami minta warga tidak membuang sampah sembarangan karena sudah masuk musim penghujan, serta melakukan pengolahan sampah mandiri di lingkungan tempat tinggalnya, karena dua bulan ke depan TPSA Pasirsembung sudah beralih fungsi menjadi taman terbuka hijau," katanya.
Baca juga: Pemkab Cianjur minta bantuan pusat bangun TPST
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
Kepala Diskoperdagin Cianjur Komarudin di Cianjur, Jabar, Jumat, mengatakan saat ini Cianjur sudah darurat sampah karena Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Pasirsembung akan disulap menjadi tempat wisata edukasi sedangkan TPSA baru di Kecamatan Cikalongkulon belum tuntas dibangun.
Baca juga: Kementerian PUPR ubah TPSA di Cianjur menjadi tempat wisata
"TPSA Pasirsembung usianya tinggal dua bulan ke depan, sedangkan TPSA baru di Cikalongkulon, selesai dibangun tahun depan, sehingga Cianjur akan menghadapi darurat sampah karena belum ada lokasi pembuangan baru," katanya.
Hal tersebut sempat dibahas bersama Bupati Cianjur yang meminta setiap dinas melakukan berbagai langkah untuk mengolah sampah organik secara mandiri dan memanfaatkan sampah yang ada tidak sampai menumpuk dengan melibatkan berbagai kalangan masyarakat.
Pihaknya telah mengajukan pemanfaatan sampah di beberapa pasar seperti di Ciranjang, Cibeber, Pagelaran, dan Cidaun untuk dibuatkan embung air berkoordinasi dengan Dinas PUTR Cianjur, yang mana nanti sampah sayur mayur dapat direndam di dalam embung.
"Pengolahan sampah organik dari pasar yang rata-rata sayur mayur sebelum dimasukkan ke dalam embung yang diisi air akan dicacah terlebih dahulu dan nantinya dapat menjadi pakan ikan, sedangkan lumpurnya dapat menjadi pupuk organik," katanya.
Sedangkan, di Pasar Induk Pasirhayam dan Pasar Cipanas Indah sudah melakukan pengolahan sampah organik mandiri menggunakan hewan maggot dengan sampah sayur mayur menjadi makanannya, sehingga hewan tersebut memiliki daya jual ekonomis selain mengurai sampah.
"Pola ini juga diterapkan di sejumlah pasar lainnya di Cianjur, sehingga beberapa bulan ke depan tidak ada sampah yang menumpuk di setiap pasar karena menunggu TPSA baru tuntas dibangun," katanya.
Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan pihaknya meminta semua dinas melakukan berbagai upaya untuk mencegah terjadinya darurat sampah dengan memanfaatkan pengolahan sampah bersama masyarakat menjadi pupuk organik sampai TPSA baru dapat digunakan.
Ia meminta warga untuk memilah dan mengolah sampah mandiri di lingkungannya masing-masing, sehingga tidak ada penumpukan sampah selama proses pembangunan TPSA baru tuntas dilakukan.
"Kami minta warga tidak membuang sampah sembarangan karena sudah masuk musim penghujan, serta melakukan pengolahan sampah mandiri di lingkungan tempat tinggalnya, karena dua bulan ke depan TPSA Pasirsembung sudah beralih fungsi menjadi taman terbuka hijau," katanya.
Baca juga: Pemkab Cianjur minta bantuan pusat bangun TPST
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023