CGTN: Bahu-membahu mewujudkan modernisasi: Tiongkok, Afrika sambut babak baru dalam pembangunan komunitas

CGTN: Bahu-membahu mewujudkan modernisasi: Tiongkok, Afrika sambut babak baru dalam pembangunan komunitas

CGTN: Bahu-membahu mewujudkan modernisasi: Tiongkok, Afrika sambut babak baru dalam pembangunan komunitas dengan masa depan bersama

Beijing, (ANTARA/PRNewswire)- Jalur kereta Tanzania-Zambia Railway Authority (TAZARA) sepanjang 1.860 km dari Dar es Salaam di Tanzania menuju New Kapiri Mposhi di Zambia melambangkan hubungan yang telah lama terjalin antara Tiongkok dan Tanzania.

Setelah beroperasi selama 48 tahun, jalur kereta ini telah mengangkut lebih dari 30 juta kargo dan lebih dari 40 juta penumpang sehingga menjadi urat nadi perhubungan yang mendukung ekonomi dan pembangunan Tanzania, Zambia, dan wilayah-wilayah sekitarnya.

Rabu lalu, para pemimpin ketiga negara tersebut menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman tentang proyek peremajaan jalur kereta TAZARA. Proyek ini akan meningkatkan jaringan perhubungan kereta api-laut di Afrika Timur.

Di era baru, Tiongkok terus menghadirkan berbagai peluang anyar di negara-negara Afrika, serta selalu berkomitmen menjaga sikap saling percaya, hasil yang saling menguntungkan, sikap saling memahami, serta sikap saling membantu demi mempererat hubungan Tiongkok-Afrika.

Dalam sambutannya di sesi pembukaan Summit of the Forum on China-Africa Cooperation (FOCAC) 2024, Kamis lalu, Presiden Tiongkok Xi Jinping memuji hubungan Tiongkok dan Afrika yang kian erat dan kokoh sehingga bermanfaat nyata bagi masyarakat Tiongkok dan Afrika, serta mencerminkan bentuk hubungan internasional yang baru.

Xi mengumumkan, hubungan bilateral antara Tiongkok dan seluruh negara Afrika yang menjalin hubungan diplomatik dengan Tiongkok telah ditingkatkan menjadi hubungan strategis. Sementara, ciri khas hubungan Tiongkok dan Afrika kini menjadi komunitas Tiongkok-Afrika yang mampu berhadapan dengan segala tantangan dengan masa depan bersama pada era baru.

Kerja sama Tiongkok-Afrika yang terus berkembang

Sejak terbentuk pada 2000, FOCAC terus mendorong perkembangan hubungan Tiongkok-Afrika, serta menjadi contoh yang baik dalam kerja sama Selatan-Selatan, dan kerja sama internasional dengan Afrika.

Dalam 24 tahun terakhir, kerja sama praktis Tiongkok-Afrika telah mendatangkan hasil yang bermanfaat, sedangkan aktivitas pertukaran di beragam bidang telah berjalan sangat aktif.

Volume perdagangan Tiongkok-Afrika telah meningkat dari $10,5 miliar pada 2000 menjadi $282,1 miliar pada 2023, melesat hampir 26 kali lipat. Pada akhir 2023, arus modal langsung dari Tiongkok menuju pasar saham di Afrika juga telah menembus $40 miliar.

Di sisi lain, kedua pihak telah bekerja sama membangun dan meremajakan hampir 100.000 km jalan raya, lebih dari 10.000 km jalur kereta, serta hampir 1.000 jembatan dan ratusan pelabuhan. Lima puluh dua negara Afrika dan Komisi Uni Afrika telah meneken perjanjian kerja sama Belt and Road bersama Tiongkok.

Dengan bantuan Tiongkok, pembangunan beberapa jalan raya, jembatan, dan pelabuhan telah meningkatkan konektivitas di benua Afrika. Misalnya, Mombasa-Nairobi Standard Gauge Railway secara signifikan memangkas biaya transportasi dan mempersingkat waktu tempuh sekaligus memfasilitasi perdagangan dan bisnis. Addis Ababa-Djibouti Railway juga menghubungkan Ethiopia sebagai negara yang wilayahnya didominasi daratan dengan pelabuhan Djibouti, memfasilitasi akses yang lebih luas ke pasar internasional.

Agar kerja sama Tiongkok-Afrika semakin luas, serta modernisasi Global South kian gencar, Xi berkata, Tiongkok siap bekerja sama dengan Afrika untuk menerapkan 10 rencana aksi kerja sama dalam tiga tahun mendatang. Rencana aksi ini meliputi peningkatan sikap saling memahami antara berbagai peradaban, kemakmuran di sektor perdagangan, kerja sama rantai industri, konektivitas, kerja sama pembangunan, kesehatan, pertanian dan mata pencaharian, aktivitas pertukaran budaya dan antarwarga, pembangunan hijau, serta keamanan bersama.

Tiongkok pun akan memperluas akses pasar produk pertanian Afrika, meningkatkan pembangunan zona percontohan untuk perluasan kerja sama ekonomi dan perdagangan Tiongkok-Afrika, serta menggarap 30 proyek konektivitas infrastruktur di Afrika, seperti disampaikan Xi.

Menurut Xi, Tiongkok akan menugaskan 2.000 staf medis ke Afrika, meluncurkan 20 program fasilitas kesehatan dan penanganan malaria, serta mengirim 500 pakar pertanian guna memperkuat kapasitas negara-negara Afrika di sektor kesehatan dan pertanian.

Jalur bersama menuju modernisasi

Di era baru, Tiongkok dan Afrika berkomitmen membangun komunitas yang lebih erat dengan masa depan bersama, serta sama-sama bergerak menuju jalur modernisasi.

Tiongkok telah membantu Afrika mengatasi kendala pembangunan, seperti ketertinggalan infrastruktur, kelangkaan bahan pangan, serta kelangkaan SDM. Di sisi lain, ekspansi pasar Afrika telah mendatangkan berbagai peluang bagi perusahaan-perusahaan Tiongkok yang ingin merambah pasar luar negeri.

Misalnya, di wilayah pesisir Tanzania, Sapphire Float Glass Factory sebagai investasi Tiongkok telah melayani pasar float glass di dalam negeri, serta enam negara Afrika lain. Diresmikan pada September 2023, proyek ini akan membuka lapangan pekerjaan langsung bagi 1.650 orang, serta 6.000 lapangan pekerjaan tidak langsung setelah beroperasi secara penuh. Pabrik ini pun telah menyediakan 1.012 lapangan pekerjaan langsung dan 3.857 lapangan pekerjaan tidak langsung  bagi warga sekitar.

Di sektor pertanian, Tiongkok telah mendirikan 24 pusat percontohan teknologi pertanian di Afrika pada dekade terakhir, serta memperkenalkan lebih dari 300 teknologi pertanian mutakhir. Tiongkok juga ikut meningkatkan hasil panen dengan rata-rata 30-60%, serta mendatangkan manfaat bagi lebih dari satu juta petani di Afrika.

Saat ini, lebih dari 200 perusahaan Tiongkok terus berinvestasi di sektor pertanian di Afrika, bahkan investasi sahamnya secara kumulatif menembus $1 miliar. Investasi tersebut meliputi beragam segmen, termasuk barang-barang persediaan pertanian, mesin pertanian, peternakan, pemrosesan, serta penjualan.

"Dalam jalur modernisasi, tidak satu orang dan negara pun yang tertinggal," kata Xi ketika menyampaikan sambutan di FOCAC Summit 2024. Xi mendorong modernisasi yang adil dan setara, bersifat terbuka dan saling menguntungkan, serta mengutamakan manusia sekaligus menjaga prinsip keberagaman dan inklusi. Modernisasi, menurut Xi, juga harus ramah lingkungan sekaligus ditopang oleh perdamaian dan keamanan.

Jalur modernisasi Tiongkok dan Afrika kelak mendatangkan gelombang modernisasi di Global South, serta membuka babak baru dalam pembangunan komunitas dengan masa depan bersama, seperti disampaikan Xi.

Pewarta : PR Wire
Editor: PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2024