Walini, Bandung Barat, Jawa Ba (ANTARA) - Menteri BUMN Rini Soemarno akan meresmikan konstruksi terowongan kereta cepat Jakarta-Bandung di Walini, Bandung Barat, Jawa Barat.
Dalam acara tersebut, Menteri Rini akan melakukan peninjauan terowongan kereta cepat, sekaligus akan mendengarkan penjelasan dari Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Chandra Dwiputra.
Selain melakukan peninjauan, Menteri BUMN juga akan melakukan penekanan sirine sebagai tanda peresmian konstruksi terowongan kereta cepat di Walini.
Menteri Rini juga akan menyaksikan proses pengeboran terakhir terowongan kereta cepat tersebut.
Selain Menteri BUMN, turut hadir pula Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Duta Besar China, Komisaris Utama KCIC, Komisaris Utama dan Direktur Utama Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) serta para petinggi BUMN dan pejabat lainnya.
Sebelumnya PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau Wika mengungkapkan kemajuan pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung saat ini telah mencapai 15,03 persen.
Presiden Direktur (Presdir) Wika Tumiyana menjelaskan bahwa hal tersebut didorong oleh beberapa jalur utama, di mana terowongan utama berada di Halim dengan Tunnel Boring Machine (TBM) sudah beroperasi di sana.
Dia juga menambahkan bahwa pembebasan lahan untuk kereta cepat Jakarta-Bandung saat ini telah mencapai 96 persen.
Menurut Tumiyana, dalam proyek kereta cepat itu pihaknya juga akan membangun properti baru. Ada tiga kawasan besar, pertama di Karawang, terus yang kedua berada di Tegalluar, perbatasan Bandung dan kawasan ketiga yang paling besar berlokasi di Walini.
Walini akan menjadi kota baru yang dikembangkan oleh pihaknya. Dengan tiga titik kawasan tersebut maka perkiraan pendapatan atau "revenue forecast" sebesar Rp266,1 triliun.
Menurut data yang dilansir Wika, total lahan yang akan dikembangkan dalam jalur proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini seluas 1.988 hektare.
Kereta api cepat Jakarta-Bandung ini akan diintegrasikan dengan TOD (Transit Oriented Development) guna menciptakan pusat ekonomi baru. Pendapatan tidak hanya berasal dari tiket, namun juga dari aktivitas-aktivitas perekonomian di area TOD.
Baca juga: Trase Kereta Cepat Tegalluar-Stasiun Bandung harus terhubung
Baca juga: Pembebasan lahan kereta cepat Jakarta-Bandung sudah 94 persen