Bogor (ANTARA) - Wakil Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Bima Arya Sugiarto membantah anggapan atas dirinya yang disebut mengincar posisi menteri usai menyatakan dukungan untuk Jokowi-Ma'ruf Amin, di Puri Begawan Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (12/4/2019).
"Kalau pun diminta (jadi menteri) saya engga mau. Lebih baik menjadi Wali Kota Bogor," ujarnya kepada ANTARA di Bogor, Sabtu.
Menurutnya, masih banyak pekerjaan rumah (PR) di Kota Bogor yang belum diselesaikan, salah satunya mengenai pembenahan transportasi.
"Bagi saya mimpi paling besar itu menyelesiakan masalah di Kota Bogor. Itu saja, tidak terpikirakan kecuali mikirin transportasi, stasiun dan pasar," ucap Wali Kota Bogor demisoner itu.
Bima mengatakan, motif utamanya melawan arus koalisi partai justru untuk mempertahankan reformasi. Menurutnya, PAN lahir dari rahim reformasi.
"Saya ikut mendirikan Partai ini, tidak ada sedikitpun ingin keluar dari Partai. Ini adalah ikhtiar saya untuk sejalan dengan platform partai," ujar Bima.
Bima sengaja baru mendeklarasikan dukungannya pasca-purnajabatan sebagai Wali Kota Bogor periode 2014-2019 dengan alasan menghormati Ketua Umum DPP PAN, Zulkifli Hasan.
"Karena janji saya kepada Ketum untuk netral. Kan sekarang saya bukan kepala daerah," tuturnya.
Sebelumnya, Bima menyatakan dukungannya untuk Jokowi-Ma'ruf melalui acara yang secara khusus ia selenggarakan bernama "SpeekUP SatukanSuara" di Puri Begawan, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (12/4/2019).
Mengenakan baju berwana merah dengan tulisan #01, Bima menyatakan dukungannya di tengah panggung yang dikelilingi ratusan pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Hidup itu pilihan, saya Bima Arya memutuskan untuk memilih Jokowi. Memilih harus dengan hati. Hati saya untuk jokowi," tuturnya.
Baca juga: Bima Arya dukung Jokowi-Maruf, ini alasannya
Baca juga: Bima Arya dukung Jokowi: saya siap segala risiko