Bandung (Antaranews Jabar) - DPRD Provinsi Jawa Barat mengharapkan program One Village One Company (OVOC/satu desa satu perusahaan) yang digagas oleh pemerintah provinsi setempat dapat mendorong kebangkitan sektor perikanan di wilayah itu.
"OVOC ini kami harapkan bisa menjadi momentum kebangkitan bagi para pelaku pembudidaya ikan air tawar di Jawa Barat," kata Ketua Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat Didi Sukardi, ketika dihubungi melalui telepon, Minggu.
Beberapa hari lalu, kata Didi, dilakukan dengar pendapat Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat bersama kelompok tani dan pembudidaya ikan air tawar di Kabupaten/Kota Tasikmalaya, Ciamis dan sekitarnya.
Dia menyatakan saat ini sektor perikanan air tawar di Jawa Barat memiliki peluang besar dan berpotensi dapat memberikan kontribusi ekonomi yang jauh lebih baik.
"Dengan pertemuan ini kita memberikan sugesti kepada mereka bahwa usaha dan upaya mereka ke depan akan jauh lebih baik. Ada peluang besar bagi mereka, untuk meningkatkan ekonomi mereka atau penghasilan mereka di sektor budi daya ikan," katanya.
Didi menjelaskan Pemprov Jawa Barat saat ini tengah berupaya membangkitkan sektor ekonomi di desa melalui program One Village One Company dan dari program tersebut diharapkan dapat menjadi momentum kebangkitan bagi para pelaku pembudidaya ikan air tawar di Jawa Barat.
"Saya kira nanti perusahaan-perusahaan yang akan dibentuk oleh Pemprov Jabar dengan bimbingan berbagai pihak termasuk permodalan dari BJB, CSR, dan dari bantuan bimbingan managemen dari perguruan tinggi," katanya.
"Kelompok-kelompok masyarakat pembudidaya ikan air tawar yang mudah-mudahan akan bangkit menjadi perusahaan yang lahir dari desa," ujarnya.
Menurut Didi, belum maksimalnya kemampuan para pembudidaya ikan air tawar dalam memenuhi kebutuhan pasar mengakibatkan saat ini pasar ikan air tawar di Jabar dikuasai oleh pemasok dari luar Jabar.
"Kebutuhan pasar di Jawa Barat terkait hasil dari budi daya ikan air tawar seperti lele, gurame, ikan mas masih bersumber dari Jawa Tengah dan sebagainya. Artinya apa, pasar kita masih bisa menyerap tinggal produksi kita," katanya.
Lebih lanjut Didi pun memotivasi para pelaku pembudidaya ikan di Jawa Barat agar dapat bersaing meningkatkan hasil budidayanya.
"Mereka kita dorong supaya lebih semangat dalam memproduksi hasil budi dayanya tersebut. Harapannya setelah pertemuan ini mereka termotivasi, semakin tergerak untuk lebih tekun membudidayakan ikan air tawar," ujarnya.
Ia mengapresiasi inisiasi para kelompok-kelompok pembudidaya ikan air tawar yang saling bahu-membahu mendukung satu sama lain memperjuangkan kesejahteraannya.
"Mereka berkumpul dalam satu organisasi kita apresiasi tadi ada Koplema. Mudah-mudahan Koplema ini menjadi wadah bagi mereka untuk bersama-sama memperjuangkan kesejahteraan," katanya.
Sementara itu Kepala Bidang Pembudidayaan Ikan Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Pilahsar) Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat Budiman mengapresiasi atas digagasnya dengar pendapat bersama pembudidaya ikan air tawar oleh Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat.
"Ini adalah forum yang sangat baik, penuh energi tadi banyak masukan dari para pelaku dan narasumber" katanya.
Budiman menambahkan walaupun sesuai aturan terdapat keterbatasan dari segi pengelolaan namun hal tersebut tidak menjadi pengahalang bagi pihaknya untuk melakukan pengelolaan khususnya pada perawatan induk di setiap unit di daerah.
"Memang untuk budi daya ikan air tawar ini sesuai dengan undang-undang ada keterbatasan dari kita untuk pengelolaannya. Tapi untuk perbaikan induk kita masih melakukan itu seperti untuk ikan patin, nila, ikan mas, gurame, dan lele kita masih bisa lakukan" ujarnya.
Menurut Budiman, hal yang perlu menjadi perhatian guna mendorong sektor perekonomian para pembudidaya ikan air tawar di Jawa Barat adalah dengan memperbanyak jumlah induk yang berkualitas.
Dengan memperbanyak jumlah induk yang dihasilkan oleh unit-unit yang ditugaskan, hal tersebut dapat menghasilkan bibit-bibit yang berkualitas dalam aspek perbaikan genetik.
Budiman menyatakan saat ini pihaknya tengah fokus untuk menghasilkan bibit-bibit ikan yang berkualitas.
Melalui program tersebut Budiman menyebut Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat menargetkan dapat menghasilkan 30 persen peningkatan generasi induk unggul.
"Targetnya tiga puluh persen lebih baik daripada generasi yang sebelumnya, artinya masyarakat pengguna induk unggul ini dia akan lebih cepat" katanya.
Ia menjelaskan dengan program tersebut dapat menghasilkan ikan 500 gram yang biasanya dibutuhkan waktu enam bulan dengan bibit tersebut waktu yang dibutuhkan dapat lebih cepat menjadi empat bulan.
"Keuntungannya lebih cepat, biaya produksi lebih murah, dan waktu lebih cepat," katanya.
Lebih lanjut ia berharap adanya sinergitas yang dibangun antara dinas perikanan dan kelautan provinsi dan kabupaten/kota untuk menjaga kualitas induk-induk yang dihasilkan sampai di tingkat masyarakat.
"Kita harus bersinergi dengan kabupaten kota bagaimana supaya induk-induk yang dihasilkan oleh provinsi ini kualitasnya dapat terjaga sampai di tingkat masyarakat" katanya.