Cirebon (Antaranews Jabar) - Perum Sub Divre Cirebon, Jawa Barat, menyatakan, target penyerapan beras menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dikarenakan sudah tidak adanya penyaluran beras sejahtera kepada masyarakat yang berhak.
"Target serapan beras untuk tahun 2019 ini kurang lebih 74 ribu ton dan ini berkurang dari tahun sebelumnya yang mencapai 110 ribu ton," kata Kepla Sub Divre Bulog Cirebon Dedi Apriliyadi di Cirebon, Kamis.
Dedi mengatakan penyerapan beras yang dilakukan oleh Bulog Cirebon itu sesuai dengan rencana penjualan dan juga stabilisasi harga ketika ada paceklik. Dari hasil kalkulasi, pihaknya mendapatkan target penyerapan bera petani sebanyak 74 ribu ton.
Sedangkan pada tahun 2018 Bulog Cirebon ditargetkan menyerap beras petani sebanyak 110 ribu ton, namun hanya tercapai kurang lebih 64 ribu ton saja.
"Sekarang penyerapan turun (karena tidak ada beras raskin lagi) hanya saja kita sesuaikan rencana penjualan dan stabilisasi harga," tuturnya.
Di tahun 2019 ini dari awal Januari, pihaknya sudah melakukan penyerapan milik petani untuk beras premium dengan total jumlah 12 ton, ini dikarenaknan yang panen juga baru sedikit.
"Kita sudah mulai menyerap untuk beras premium sepanjang tahun ini baru 12 ton, karena yang panen masih sangat sedikit," ujarnya.
Sementara itu untuk menekan harga beras yang sudah mulai naik, Perum Bulog Cirebon juga sudah melakukan penyaluran atau menggelontorkan beras ke pasar, mitra dan juga rumah pangan kita terutama untuk beras medium.
Baca juga: Bulog Cianjur luncurkan program stabilkan harga beras
Dari awal Januari 2019 lanjut Dedi, Bulog CIrebon sudah menyalurkan beras medium dengan harga Rp8.100 perkilogram sebanyak 14.500 ton ke 247 titik wilayah kerjanya yang meliputi Kota/Kabupaten Cirebon, Majalengka dan Kuningan.
"Kita sudah mulai salurkan beras medium ke pasar dan dari bulan Januari 2019 sampai saat ini yang kita salurkan sebanyak 14.500 ton," katanya.
Baca juga: Bulog Jabar alokasikan 1.000-2.000 ton beras untuk operasi pasar