Bandung (Antaranews Jabar) - Perum Bulog Divre Jawa Barat akan mengalokasikan beras antara 1.000 ton hingga 2.000 ton beras per hari untuk menstabilkan harga beras melalui kegiatan operasi pasar.
"Operasi pasar tersebut akan mulai diintensifkan untuk mengantisipasi kenaikan harga beras, sambil menunggu panen raya pada Februari atau Maret 2019," kata Kepala Divre Bulog Jawa Barat Ahmad Makmun di Bandung, Kamis.
Ahmad Mamun menuturkan operasi pasar tersebut ditandai dengan pelepasan beberapa truk pengangkut beras dari Gudang Bulog di Gedebage oleh beserta Sekda Jabar Iwa Karniwa, unsur TNI, Polisi, BI dan lainnya di Gudang Bulog.
"Jika OP (operasi pasar) kami lakukan sepanjang tahun. Tetapi untuk saat ini, satu hari rata-rata 1.000 ton. Angka terbesar bisa sampai 2.000 ton," ujar ?Makmun.
Menurut dia, 1.000 ton beras tersebut setara dengan 100 mobil dan akan didistribusikan melalui pedagang pengecer, rumah pangan, Satgas Bulog, kios serta penjualan langsung di beberapa pasar tradisional.
Seperti hari ini operasi pasar dilakukan di lima pasar tradisional di Kota Bandung seperti Pasar Kiaracondong, Sederhana, Andri, dan Pasar Baru.
"Kami melibatkan semua unsur untuk melakukan OP. Kalau harga terancam, kami melakukan OP untuk memasok beras ke pasar RT/RW, masyarakat, dan lainnya untuk menjamin bahwa beras aman," katanya.
Ia mengatakan operasi pasar tersebut juga untuk mengantisipasi iklim dan bencana sehingga daerah bisa langsung memanfaatkannya.
"Beras tersebut gabungan beras lokal dan impor 75.000 ton dari luar negeri dan 75.000 ton dalam negeri. Ketersediaan beras di Jabar mencapai 230.000 ton. Stok yang ada saat ini terbesar selama 10 tahun terakhir dengan stok sebanyak itu ketahanan beras Bulog bisa mencapai 16 bulan," kata dia.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa mengatakan berdasarkan hasil evaluasi Tim Pemantau Inflasi Daerah (TPID) harga beras di Jawa Barat di atas harga eceran tertinggi yakni untuk beras premium sebesar Rp12.800 per kg dan beras medium Rp9.450.
"Berdasarkan hasil evaluasi dinas tanaman pangan Oktober hingga Desember ada kemunduran waktu tanam," katanya.
Baca juga: 4.500 ton gula petani dibeli Bulog Cirebon
Menurut Iwa, realisasi penanaman padi di Jawa Barat sekitar 583.640 atau realisasi tanamnya sekitar 87 persen sedangkan target tanamnya, sekitar 667.547 hektare.
"Keterlambatan tanam ini bisa berpengaruh ke panen dan produksi padi. Jadi bisa berpengaruh ke harga," katanya.
Karena itu, lanjut Iwa, belum lama ini presiden telah menggelar rapat dengan Perum Bulog untuk menstabilkan harga beras di seluruh Indonesia yakni dengan OP.
"Khusus untuk di Jabar telah launching di gedung Cisaranten Kidul sebagai salah satu gudang milik Bulog. Kami akan serentak seluruh subdivre. Untuk membantu pemenuhan masyarakat penghasilan rendah. Serta bisa memberikan inflasi positif di Jabar dan bisa lebih rendah tahun ini," kata Iwa.
Baca juga: Bulog Cianjur: Serapan beras petani lampaui target
Bulog Jabar alokasikan 1.000-2.000 ton beras untuk operasi pasar
Kamis, 3 Januari 2019 17:43 WIB