Cianjur (Antaranews Jabar) - Puluhan pedagang kaki lima yang digusur dari pinggir Jalan Raya Puncak, Cianjur, Jawa Barat, berharap mendapatkan tempat baru yang layak untuk berniaga.
Sejak beberapa waktu lalu mereka tidak lagi bisa menjual oleh-oleh khas Cipanas di tempat semula yang ditertibkan oleh Satpol PP, kata Dedi (43) seorang pedagang pada wartawan, Sabtu.
Hanya beberapa orang yang tetap berjualan sayur mayur sebagai oleh-oleh khas kawasan wisata Cipanas, dengan cara menumpang di area parkir rumah makan.
"Hampir 60 orang yang biasa berjualan di pinggir Jalan Raya Pasekon ini, menganggur dan pulang ke kampung halamanya sebagai petani atau buruh serabutan," kata Dedi.
Solusi dari pemerintah dengan merelokasi bekas pedagang ke Pasar Cipanas Indah, tidak disambut hangat oleh PKL karena omzetnya anjlok.
Bahkan ungkap Dedi, sebagian besar pedagang eks kaki lima jalur nasional itu, menutup lapak karena setiap hari sepi pembeli
"Kalau dulu pada hari biasa pedagang masih bisa membawa uang Rp100 sampai Rp200 ribu, akhir pekan bisa dua kali lipat. Tapi sejak direlokasi kadang-kadang dapat uang kadang-kadang tidak," katanya.
Dia dan puluhan pedagang lainnya berharap ada solusi lain tempat relokasi untuk mereka berjualan seperti dulu bukan di dalam pasar, misalnya, di lahan milik pemerintah yang terbengkalai di wilayah Pasekon.
"Harapan kami ada jawaban atas surat kami ke Pemerintah Provinsi Jabar untuk memakai lahan di Kampung Pasekon yang sejak dulu terbengkalai. Surat permohonan sudah dilayangkan beberapa bulan lalu," katanya.
Ia menambahkan, lahan yang cukup luas tersebut terletak di pinggir jalan utama dan diperkirakan dapat menampung ratusan pedagang.
Pedagang, kata Dedi, siap untuk menyewa laha itu.