Cianjur (Antaranews Jabar)- Bulog Subdivre Cianjur, Jawa Barat, mencatat pada semester I tahun 2018 angka serapan beras dari petani di wilayah tersebut mencapai 80,78 persen, meningkat dibangdingkan tahun lalu.
Kasi Pengadaan Bulog Subdivre Cianjur, Dedi Prayoga kepada wartawan di Cianjur, Rabu mengatakan peningkatan tersebut terkait kepercayaan petani menjual hasil panennya ke Bulog daripada ke tengkulak.
Data serapan beras smester I, kata dia sebanyak 17.368 ton beras atau 80,78 persen dari yang ditargetkan tahun ini 22 ribu ton.
Harga Pembelian Pemerintah (HPP) beras berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2015 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras, diangka Rp8.030 per kilogram.
"Tingginya harga ditetapkan pemerintah, membuat petani lebih memilih menjual berasnya ke Bulog dibandinghkan ke tengkulak, sehinggpenyerapan beras tahun ini meningkat," katanya.
Bahkan pihaknya memperkirakan hingga akhir tahun target 2018 serapan beras dari petani akan tercapai karena prediksi musim kemarau tidak terlalu berpengaruh karena masih ada panen rendeng.
"Kami terus fokus melakukan sosialisasi dan pendekatan langsung pada petani atau mitra kerja pengadaan, untuk menjual berasnya ke Bulog," katanya.
Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Holtikultura Cianjur, Mamad Nano mengatakan kualitas gabah atau beras di Cianjur rata-rata di atas jenis medium.
Sehingga petani selama ini, telah memiliki pangsa pasar tersendiri terutama pembeli dari luar daerah, termasuk menjual ke Bulog yang selama ini gencar melakukan sosialisasi.
"Bulog sebagai institusi yang dapat mengendalikan stabilitas harga dan pasokan memberikan harga cukup tinggi, sehingga tergantung petani mau menjual ke Bulog berdasarkan HPP atau ke tengkulak," katanya.