Cianjur (ANTARA) - Kantor Bulog Cianjur, Jawa Barat, mencatat sepanjang tahun 2024 dari Januari-Juli sudah berhasil menyerap sekitar 10.300 ton beras dari petani yang ada dua kabupaten, Cianjur dan Sukabumi, angka tersebut telah melampaui target.
Kepala Bulog Cianjur, Renato Horison di Cianjur Minggu, mengatakan target serapan tahun 2024 sebanyak 10 ribu ton beras, namun hingga Juli target serapan sudah lebih 300 ton, namun selama ada potensi pihaknya akan terus melakukan serapan dari petani lokal.
Baca juga: Bulog Cianjur salurkan bantuan pangan tahap ketiga untuk 277 ribu KPM
"Sejak Juli penyerapan tidak dilanjutkan karena harga beras petani sudah di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp11 ribu per kilogram," katanya.
Pihaknya tidak bisa beli beras di atas Rp 11 ribu karena sudah peraturan dari pemerintah, ketika harga beli pemerintah naik berdampak terhadap harga beras di pasar akan ikut naik karena hukum pasar agar petani tetap mendapatkan nilai yang baik.
Untuk menjaga stabilitas harga beras di pasaran terutama harga jual ke pembeli pihaknya memiliki Penugasan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Beras.
"Beras SPSH dipasok ke pasar tradisional dengan harga Rp11 ribu per kilogram selanjutnya pedagang dapat menjual sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp12.500 per kilogram pada pembeli atau warga," katanya.
Dia menjelaskan sejak satu tahun terakhir Bulog Cianjur tidak lagi menyerap gabah karena minim-nya ruang penyimpanan dibandingkan dengan beras yang tidak membutuhkan banyak ruangan terlebih penyimpanan beras dapat ditumpuk.