Singaparna (Antaranews Jabar) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mengantisipasi bahaya bencana alam di kawasan objek wisata dengan membentuk masyarakat maupun pengelola wisata untuk memiliki pemahaman dan kemampuan meminimalisasi risiko bencana.
"Kita bentuk seperti forum penyelamatan bencana di kawasan wisata untuk antisipasi berbagai ancaman bencana," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tasikmalaya, EZ Alfian di Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Senin.
Ia menuturkan, kawasan wisata yang memiliki potensi bahaya bencana alam yakni objek wisata Gunung Galunggung yang merupakan gunung aktif dengan ancaman bencana seperti gunung meletus, dan longsor.
Selanjutnya, kata dia, kawasan objek wisata pantai di selatan Tasikmalaya memiliki potensi bahaya bencana tsunami, termasuk kecelakaan laut menimpa wisatawan saat berenang.
"Sementara yang dinilai potensi tinggi bencana di tempat wisata baru dua, yaitu di Galunggung dan wisata pantai," katanya.
Ia menyampaikan, dua objek wisata itu telah disiapkan warga maupun sukarelawan pegiat wisata untuk memiliki kemampuan bertindak atau penyelamatan jika terjadi bencana alam.
Seperti di kawasan wisata pantai, kata dia, beberapa sukarelawan atau warga sekitar mendapatkan pelatihan kebencanaan secara umum seperti penyelamatan di air.
"Kalau di Galunggung bagaimana upaya penyelamatan mengevakuasi warga atau wisatawan," katanya.
Ia menambahkan, untuk objek wisata alam lainnya yang ada di Kabupaten Tasikmalaya juga mendapatkan perhatian dengan melibatkan masyarakat desa yang telah dibentuk sebagai Desa Tangguh Bencana.
Ia menyebutkan, ada sekitar 30 desa di Kabupaten Tasikmalaya yang sudah dibentuk sebagai Desa Tangguh Bencana di daerah yang memiliki potensi bencana tinggi.
"Seperti di kawasan wisata Situ Sanghyang itu ada Desa Tangguh Bencananya," katanya.
BPBD Kabupaten Tasikmalaya antisipasi bencana di objek wisata
Senin, 30 April 2018 11:24 WIB