Bandung (Antaranews Jabar) - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) menyerahkan sertifikat akreditasi 702 sekolah lanjutan tingkat atas di Aula Ki Hajar Dewantara Kantor Dinas Pendidikan Jabar, Bandung, Jumat.
"Kita beharap akreditasi jangan sekadar seremoni, melainkan menjadi bagian dari cara kita meningkatkan kualitas dan kuantitas SMA/SMK kita, sehingga Jawa Barat tidak hanya memiliki bonus demograsi paling banyak, namun juga berkualitas," ujar dia.
Pada kesempatan ini, secara simbolis Aher menyerahkam sertifikat kepada empat SMA/MA yang mendapat nilai akreditasi tertinggi, yaitu SMAN 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat, SMAS Assalam Dayeuhkolot Kabupaten Bandung, SMAN 24 Kota Bandung, dan SMAS Alloysius 1 Kota Bandung.
Sementara untuk 4 (empat) SMK yang mendapat nilai akreditasi tertinggi, yaitu SMKS Bela Nusantara Kabupaten Cianjur, SMKN 1 Kabupaten Ciamis, SMKN 1 Kabupaten Garut, dan SMKS Pasundan Kabupaten Cianjur.
Berdasarkan data, jumlah SMA di Jabar mencapai 1.557 sekolah, 498 SMA negeri (SMAN) dan 1.079 SMA swasta (SMAS). Jumlah total SMK ada 2.854 sekolah, 279 SMK negeri (SMKN) dan 2.575 SMK swasta (SMKS).
Sementara MA jumlah total ada 1.117 sekolah, 77 MA negeri dan 1.040 MA swasta.
Jadi, jumlah total SMA/SMK/MA di seluruh Jabar sebanyak 5.548.
Status Akreditasi SMK dilihat dari program keahlian (data BAN SM, 2016) 60,7 persen terakreditasi A; 38,1 terakreditasi B, dan 1,1 persen terakreditasi C.
Sementara jumlah SMK yang terakreditasi pada 2017 seluruhnya 436 sekolah, diantaranya 82 SMK Negeri dan 354 SMK Swasta.
Kemudian Status Akreditasi SMA dilihat dari program keahlian (data BAN SM, 2016): 36 persen terakreditasi A, 27 persen terakreditasi B, dan 1 persen terakreditasi C.
Sementara jumlah SMA/MA yang terakreditasi pada 2017 seluruhnya 264 sekolah, di antaranya 89 SMA negeri, 112 SMA awasta, dan 63 MA Swasta.
Akreditasi ini menunjukkan tingkat kualitas penyelenggaraan pendidikan dan diharapkan berdampak positif pada kualitas lulusan dan menentukan pilihan sekolah masyarakat.
Aher meminta seluruh SMA/SMK/MA di Jawa Barat melakukan akreditasi pada 2018, khususnya bagi sekolah-sekolah yang belum pernah melakukan akreditasi.
"Oleh karena itu, sekitar 80 persen lebih semua SLTA di Jawa Barat sudah diakreditasi, tinggal 20 persen lagi akan diselesaikan di 2018," kata Aher.
Sementara itu, Kepala Badan Akreditasi Provinsi (BAP) Jawa Barat Udin Saud dalam laporannya mengatakan, bahwa penyerahan sertifikat akreditasi ini merupakan pertama kalinya diserahkan oleh Gubernur Jawa Barat.
"Ini menunjukkan kepedulian dan perhatian Bapak (Gubernur) terhadap mutu pendidikan di Jawa Barat," ujar Udin.
Ada empat hal berbeda dalam penilaian akreditasi mulai 2017, yaitu pertama, pelaksanaan akreditasi mengacu pada penilaian akreditasi bermutu untuk mewujudkan pendidikan bermutu di Jawa Barat.
Kedua, akreditasi menggunakan format baru yang memotret mutu penyelenggaraan satuan pendidikan di seluruh jenjang dari SD hingga Pendidikan Menengah.
Ketiga, inovasi akreditasi mulai menggunakan teknologi dengan Sispena (Sistem Penilaian Akreditasi) yang melibatkan Asesor, pihak sekolah, dan BAP.
Keempat, sistem scoring. Sebelumnya, nilai akreditasi C (56-70), B (71-85), A (86-100). Saat ini, skor C (71-80), B (81-90), dan A (91-100).
Pada 2017, berdasarkan alokasi dari BAN (Badan Akreditasi Nasional) dan BAP Jawa Barat, ada sebanyak 4.092 sekolah/madrasah diakreditasi, terdiri dari SD/MI sebanyak 2.350 sekolah, SMP/MTs sebanyak 810 sekolah, SMA/MA sebanyak 264 sekolah, dan SMK sebanyak 668 sekolah. Sumber anggaranya ada yang berasal dari APBN, APBD provinsi, dan APBD kabupaten/kota, serta anggaran Kementerian Agama Pusat dan Kantor Wilayah Provinsi.
"Dari 4.092 sekolah, ada empat sekolah yang belum terakreditasi, yaitu satu SD di Majalengka yang tergusur dari pembuatan bandara. Lalu, dua SMK di Majalengka, dan satu di Kabupaten Sukabumi karena belum memenuhi persyaratan administratif," kata Udin.