Jakarta (ANTARA) - Analis mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menganggap pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi sikap waspada investor terkait ketegangan perdagangan Amerika Serikat (AS) dengan China.
“Trump telah mengumumkan rencana untuk mengenakan tarif tambahan 100 persen pada semua impor dari Tiongkok mulai bulan depan sebagai tanggapan atas pembatasan Beijing terhadap pengiriman logam tanah jarang,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Pemerintah China menegaskan tetap melanjutkan kebijakan pembatasan ekspor tanah jarang meski mendapat kritikan dari AS.
Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian, langkah-langkah pengendalian ekspor China konsisten dengan praktik internasional dan diambil untuk lebih menjaga perdamaian dunia dan stabilitas regional, serta guna memenuhi kewajiban non-proliferasi dan kewajiban internasional China lainnya.
Pernyataan tersebut disampaikan menyusul pernyataan Menteri Keuangan AS Scott Bessent di Washington yang mengatakan bahwa tindakan terkait logam tanah jarang telah menciptakan perpecahan "Tiongkok versus dunia" dan menjadikan Beijing "mitra yang tidak dapat diandalkan”.
Pada Kamis (9/10), Kementerian Perdagangan China mengumumkan pembatasan dan kontrol ekspor logam tanah jarang yang akan mulai berlaku secara bertahap pada 8 November 2025, kemudian sepenuhnya pada 1 Desember 2025. Alasan pembatasan itu adalah demi mencegah penyalahgunaan logam tanah jarang di sektor militer dan bidang sensitif lainnya.
Perusahaan yang memiliki hubungan dengan militer asing atau masuk daftar pengawasan ekspor akan ditolak izinnya, sementara permohonan ekspor untuk produk yang berpotensi digunakan dalam persenjataan atau aktivitas terorisme juga takkan disetujui.
Pembatasan baru mewajibkan entitas asing memperoleh lisensi untuk mengekspor produk yang mengandung lebih dari 0,1 persen bahan tanah jarang domestik atau diproduksi menggunakan teknologi China. Permohonan untuk barang yang dapat digunakan dalam senjata atau tujuan militer akan ditolak.
Presiden AS Donald Trump pada 10 Oktober menanggapi pembatasan itu dengan berang mengumumkan tarif baru 100 persen atas impor dari China mulai 1 November 2025, serta kontrol ekspor pada seluruh perangkat lunak kritis.
