Rupanya nama Jalan Cihampelas merujuk pada nama kampung yang memang sudah ada di sana. Sebuah foto yang diambil sekitar tahun 1910 memperlihatkan Kampung Tjihampelas (dalam foto tertulis Tjiampelas) masih merupakan lahan sawah dan kebun yang berada di lembah.
Foto di atas kiranya diambil dari arah selatan. Gunung Tangkuban Perahu yang berada di utara Bandung terlihat di latar belakang. Bisa dibayangkan bagaimana jalan menuju kolam Renang Cihampelas pada dekade awal abad ke-20. Kawasan Bandung Utara masih berupa sawah dan ladang penduduk, sehingga akses jalan pun masih berupa jalan setapak.
Jalan yang menghubungkan kolam renang dengan Jalan Dago masih berupa jalan yang berada di tengah sawah. Dalam foto terlihat ada beberapa rumah. Boleh jadi itu adalah rumah-rumah yang berada di Kampung Tjihampelas yang tertera di dalam peta tahun 1910.
Pada sekitaran tahun itu, lembah Sungai Cikapundung masih lebat dengan pepohonan dan persawahan. Konon katanya, di salah satu lahan perkebunan dan persawahan yang ada di sana pernah ada sebuah lubang besar yang dihuni oleh seekor harimau (dalam bahasa Sunda disebut maung).
Lokasi goa tempat bersarangnya harimau di lembah sungai Cikapundung itu lambat laun berubah menjadi perkampungan. Kampung itu dinamakan Cimaung, yang berada di RW 07 Kelurahan Tamansari Kecamatan Bandung Wetan.
Jika melihat pada foto di atas, hal itu menjadi masuk akal. Karena pada tahun 1927, ketika Bandung sudah menjadi kota kolonial yang cukup ramai, pernah ada kejadian seekor harimau masuk ke dalam sebuah rumah dan berdiam di dalam kamar mandi rumah itu.
Peristiwa yang menggemparkan itu terjadi pada hari Jumat pagi, 5 September 1930, di rumah keluarga J. W. Ferman, di Tasmanstraat 27 (sekarang Jalan Cilaki, ruas jalan antara Jl. Lapangan Supratman dengan Jalan Ciliwung), Bandung, di mana seekor macan kumbang sepanjang lebih kurang 1,6 meter ditemukan di kamar mandi.
Macan yang rupanya tersesat dan masuk ke kota pada waktu subuh sudah terlihat berjalan di Tasmanstraat. Entah apa yang membuat kucing besar itu masuk ke dalam rumah dan diam di dalam kamar mandi.
Kita tinggalkan dulu masalah harimau yang ada di Cihampelas. Di dekat kampung Cihampelas terdapat kampung Balubur yang letaknya berada di sebelah selatan, dekat ke Jalan Dago. Di sekitar Kampung Balubur terdapat sebuah danau kecil (atau bisa juga disebut kolam yang berukuran besar). Kolam ini, atau dikenal juga dengan nama Empang Cipaganti atau Situ Garunggang, milik Haji Sabandi. Kolam ini sering dipakai oleh warga sekitar untuk tempat wisata.
Pengunjung bisa paparahuan di empang yang terketak di tepi sungai Cikapundung ini. Mirip dengan kolam renang Cihampelas yang berada di sebelah utara, sama sama berada di tepi sungai. Belum pernah terdengar cerita bahwa Empang Cipaganti dipergunakan untuk berenang. Boleh jadi karena aliran sungai Cikapundung masih jernih, jadi penduduk sekitar memilih untuk mandi dan berenang di sungai dibandingkan dengan di empang itu.
