Garut (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama dengan perguruan tinggi untuk merealisasikan program bantuan pendidikan salah satunya beasiswa kuliah bagi masyarakat Garut.
"Dulu saya janji di saat kampanye ingin memberikan kesempatan kepada orang Garut untuk kuliah, dan alhamdulillah dibantu oleh bapak-bapak (perwakilan perguruan tinggi) semua, sehingga ini bisa terealisasi," kata Bupati Garut Abdusy Syakur Amin di Ruang Rapat Sekretariat Daerah Pemkab Garut, Selasa.
Ia menuturkan kegiatan untuk memperkuat komitmen pemerintah daerah itu dihadiri perwakilan dari 18 perguruan tinggi di Garut yang menyatakan siap untuk menyukseskan program bantuan pendidikan kuliah.
Program unggulan tersebut, kata dia, seperti Program 1 Desa 1 Sarjana, Beasiswa Mahasiswa Garut, serta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Gotong Royong Akademisi Bersinergi dan Berinovasi (GRADASI) yang pelaksanaannya dipastikan tepat sasaran karena dilakukan dengan hati-hati.
"Harus hati-hati supaya kita tetap sesuai dengan kaidah-kaidah keuangan negara, baru hari ini kita bisa hampir selesaikan," katanya.
Ia menyampaikan saat ini jumlah beasiswa yang diberikan untuk masyarakat Garut masih terbatas baru 1.125 penerima beasiswa, namun ke depan akan diupayakan kuotanya ditambah sehingga bisa lebih banyak lagi.
Rencananya, kata dia, tidak hanya dengan perguruan tinggi yang ada di Garut, tapi juga menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi di luar daerah seperti Universitas Islam Negeri (UIN), kemudian Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
"Ke depan Pemkab Garut akan membuka peluang kerja sama dengan perguruan tinggi lain seperti UIN, dan UPI mengingat banyaknya mahasiswa Garut yang menempuh studi di sana," katanya.
Ia menambahkan seperti Program Beasiswa 1 Desa 1 Sarjana merupakan kerja sama organisasi amal antara pemerintah daerah dan perguruan tinggi yang mencontoh skema Kartu Indonesia Pintar (KIP), namun tanpa uang saku.
Selanjutnya, kata dia, ada Beasiswa Rp4 juta per semester sebagai bantuan pendidikan yang sifatnya diberikan satu kali untuk tiap mahasiswa. Program lainnya KKN Gradasi yakni melibatkan mahasiswa untuk turun langsung membangun desa.
"Belajar itu tidak harus selalu di kampus, bisa di luar kampus, ada interaksi dan diharapkan dengan begitu maka aktualisasi dari ilmu yang diajarkan menjadi lebih aktual dan lebih update," katanya.
Rektor Institut Pendidikan Indonesia (IPI) Garut Nizar Alam Hamdani mewakili perguruan tinggi se-Kabupaten Garut menyampaikan apresiasi kepada Bupati Garut yang dalam kepemimpinannya inisiatif ingin meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan.
Ia mengatakan program sarjana desa saat ini baru ada dua di Indonesia yakni di Tegal, Jawa Tengah, dan Garut yang diharapkan bisa melahirkan lulusan sarjana desa untuk nanti menjadi penggerak perubahan dalam membangun daerahnya di desa.
"Hal ini merupakan implementasi dari visi beliau (bupati) di mana visinya adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia," kata Nizar.***3***
