Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi bulanan terutama dipicu kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mencatat inflasi 0,38 persen dengan andil 0,11 persen.
Inflasi bulanan juga didorong oleh inflasi komponen inti sebesar 0,18 persen (andil 0,11 persen), komponen harga diatur pemerintah sebesar 0,06 persen (andil 0,01 persen), serta komponen harga bergejolak sebesar 0,52 persen (andil 0,09 persen).
Secara tahunan, inflasi umum pada September 2025 tercatat 2,65 persen (yoy), seiring kenaikan IHK dari 105,93 pada September 2024 menjadi 108,74 pada September 2025.
Dari sisi pengeluaran, inflasi tahunan terutama didorong kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi 5,01 persen dan andil 1,43 persen, di mana cabai merah menjadi komoditas utama penyumbang inflasi.
Seluruh komponen mencatat inflasi tahunan, yakni komponen inti sebesar 2,19 persen, harga diatur pemerintah 1,10 persen, dan harga bergejolak 6,44 persen.
Baca juga: BPS catat jumlah wisman ke RI tembus 1,51 juta kunjungan
Baca juga: BPS: Nilai tukar petani RI September 2025 naik 0,63 persen jadi 124,36
Baca juga: BPS: Beras menjadi salah satu komoditas peredam inflasi September 2025
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPS: Harga beras di penggilingan turun 0,62 persen dibanding Agustus
