Cirebon (ANTARA) - Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Cirebon, Jawa Barat, mencatat Bank Perekonomian Rakyat (BPR) di Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan (Ciayumajakuning) tetap menunjukkan kinerja positif dari Januari hingga Juli 2025.
“Kinerja tetap positif berdasarkan beberapa indikator yang tercatat, terutama dari sisi kualitas kredit serta profitabilitas,” kata Kepala OJK Cirebon Agus Muntholib saat dikonfirmasi di Cirebon, Senin.
Ia menuturkan penyaluran kredit BPR di Ciayumajakuning sempat turun 2,21 persen menjadi Rp2,05 triliun (year on year/yoy). Namun masih tumbuh 2,49 persen (year to date/ytd).
Agus mengatakan selama periode tersebut kualitas kredit mengalami perbaikan, yakni rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) berhasil ditekan, turun 0,10 persen (yoy) dan 1,67 persen (ytd).
Menurut dia, dari sisi sektor ekonomi, penyaluran kredit BPR terbanyak masuk kategori bukan lapangan usaha lainnya sebesar Rp993,18 miliar atau 48,37 persen, disusul sektor perdagangan besar dan eceran Rp703,41 miliar.
“Selain itu penyaluran kredit ini menyasar sektor pertanian Rp86,08 miliar, konstruksi Rp69,62 miliar, serta jasa kemasyarakatan Rp62,62 miliar,” katanya.
Agus mengemukakan pada sisi aset, kinerja BPR di wilayah kerjanya menunjukkan kenaikan tipis sebesar 0,03 persen secara tahunan menjadi Rp2,72 triliun.
Meski begitu, ia mengatakan selama periode tersebut aset milik BPR terkoreksi 0,03 persen serta untuk dana pihak ketiga (DPK), terjadi penurunan 0,96 persen menjadi Rp2,18 triliun.
Pihaknya pun mencatat profitabilitas BPR juga meningkat, yakni return on asset (ROA) naik 3,12 persen, dengan apresiasi tahunan 5,34 persen.
Selain itu, lanjut dia, efisiensi juga membaik karena rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) turun menjadi 79,98 persen.
“Indikator permodalan pun tetap terjaga, dengan capital adequacy ratio (CAR) sebesar 16,21 persen,” ujarnya.
Ia menegaskan kontribusi BPR Ciayumajakuning terhadap Jawa Barat juga cukup besar yakni porsi kredit mencapai 11,06 persen, penghimpunan DPK 12,74 persen dan aset 10,83 persen.
“Kami juga memastikan seluruh BPR di wilayah pengawasan menerapkan strategi anti-fraud sesuai ketentuan POJK Nomor 12 Tahun 2024,” tuturnya.
Selain konvensional, pihaknya mencatat kantor cabang Bank Umum Syariah di Ciayumajakuning menunjukkan kinerja positif dengan pembiayaan syariah meningkat 14,79 persen menjadi Rp4,58 triliun (yoy).
“Fokus pembiayaan ini masih didominasi kredit konsumsi dengan nilai Rp3,35 triliun,” ucap dia.
