Makassar (ANTARA) - Manajemen PT PSM buka suara atas penundaan pertandingan Super League antara PSM Makassar dan Persebaya pada Minggu, 31 Agustus 2025 di Stadion BJ Habibie Kota Parepare, Sulawesi Selatan.
"Melawan Persebaya itu pertandingan home (kandang) kita. Jadwalnya itu 31 Agustus. Tetapi, karena alasan keamanan akhirnya pertandingan tidak bisa digelar. Selain itu, perizinan juga tidak turun dari kepolisian," tutur Media Officer PSM Sulaiman Abdul Kadir kepada wartawan di Warkop Dottoro Gowa, Selasa.
Atas penundaan itu, manajemen PSM telah menyampaikan kepada pihak I-League selaku operator Liga Indonesia bahwa situasi dan kondisi di Sulawesi Selatan tidak kondusif untuk menggelar pertandingan, apalagi izin keamanan tidak keluar sehingga laga ditunda.
"Kemarin situasinya tidak kondusif, ada banyak unjuk rasa di mana-mana dan situasi tidak memungkinkan untuk menggelar pertandingan. Tentu kami sebagai peserta Liga hanya menunggu jadwal terbaru dari I-League selaku operator. Kapan pun jadwal mereka buat, tentu itu yang akan kami ikuti," tuturnya.
Walau begitu, kata dia, PSM tetap menyusun program latihan, terlebih ada agenda FIFA Match Day. Lagi pula ada libur pemain pada 4-5 September 2025.
Sule menyatakan pihaknya tak tahu kapan pertandingan tunda PSM melasan Persebaya bakal digelar.
"Belum ada, kita juga masih menunggu kapan kira-kira jadwal terbarunya. Kita selama ini terus berkomunikasi dengan pihak kepolisian dan pihak I-League soal pertandingan itu," kata Abdul Kadir.
PSM juga masih melihat kondisi dan perkembangan situasi sampai kondusif untuk menggelar laga kandang berikutnya melawan Persita di Stadion BJ Habibie, Kota Parepare.
"Kalau saya tidak salah, masih beberapa hari lagi. Tapi, kami siap-siap saja, kalau memang ada penundaan kita mau bagaimana lagi. Kalau daerah Jabodetabek, kemarin pertandingan Persita lawan Semen Padang di pekan ini bersamaan juga ditunda," kata dia.
Dia mengharapkan operator liga menyampaikan lebih awal bila mana ada penundaan pertandingan.
Melihat kondisi saat ini yang sedang tidak baik-baik saja, operator dapat mengambil keputusan tepat agar manajemen klub bisa mempersiapkan segala sesuatunya, kata dia.
